Tim medis Puskesmas Kecamatan Kembangan dan aparatur Kelurahan Kembangan Utara mendistribusikan ember ber-wolbachia yang dititipkan pada Orang Tua Asuh (OTA) di 9 RW Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (8/10).
Lurah Kembangan Utara, Rudi Haryanto mengatakan pihaknya bersama tim gabungan Puskesmas Kecamatan Kembangan, Korlap Wolbachia, dan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mendistribusikan ember ber-wolbachia yang dititipkan pada titik-titik Orang Tua Asuh (OTA) pada setiap RW di wilayah Kembangan Utara.
Ia menyebutkan, setiap OTA dititip ember ber-wolbachia berisi sekitar 250-300 telur nyamuk ber-wolbachia yang menempel pada kain kecil panel serta pakan jentik nyamuk berupa pelet. Ember dengan diameter 12 cm itu diletakkan pada tempat yang sudah ditentukan.
"Tapi sebelumnya, warga telah mendapatkan sosialisasi terkait nyamuk ber-wolbachia dalam upaya menanggulangi penyebaran penularan demam berdarah," ujarnya.
Ia menjelaskan, ember ber-wolbachia diletakkan pada bagian rumah yang tidak terpapar cahaya matahari. Kemudian, selang 14 hari atau dua minggu, ember diisi kembali telur-telur nyamuk ber-wolbachia yang baru. Proses 'beternak' nyamuk pun dilakukan selama enam bulan. Dalam rentan waktu itu akan menghasilkan 60% nyamuk aedes aegypti yang sudah ber-wolbachia. Nyamuk akan terus ada dan berkembang biak pada populasi di alamnya.
"Tidak setiap rumah menjadi titik Orang Tua Asuh (OTA) yang dititipkan ember ber-wolbachia, melainkan ditempat dengan radius 50 meter," tukasnya.
Dijelaskan Rudi, untuk jumlah data penitipan ember ber-wolbachia pada titik-titik OTA di wilayah Kembangan Utara yakni, RW 02 : 115 ember, RW 03 : 115 ember, RW 04 : 82 ember, RW 05 : 65 ember, RW 06 : 87 ember, RW 07 : 57 ember, RW 08 : 65 ember, RW 10 : 87 ember, RW 11 : 136 ember.
"Total penyebaran ember ber-wolbachia di wilayah Kembangan Utara berjumlah 1.470 titik OTA. Dari 11 RW, tinggal dua RW yakni RW 01 dan 09 yang belum," jelasnya. (why)