Tiga wilayah yakni Kelurahan Kapuk, Tanah Sereal, dan Rawa Buaya, dijadikan sebagai pilot project gerakan Keluarga Sehat, Tanggap dan Tangguh Bencana (KSTTB) di wilayah Jakarta Barat. Alasannya?
Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko menjelaskan, tiga wilayah yang menjadi proyek percontohan Gerakan KSTTB adalah peduli stunting di wilayah Kelurahan Kapuk, siaga kebakaran di wilayah Kelurahan Tanah Sereal, dan siaga bencana alam di wilayah Kelurahan Rawa Buaya.
Prioritas pemilihan tiga wilayah pilot project tersebut merupakan hasil musyawarah dan mufakat antara Pemkot Jakbar, TP PKK Jakarta Barat, serta para UKPD terkait. "3 Pilot project ini akan menjadi prioritas untuk segera diwujudkan di wilayah Jakarta Barat." jelasnya.
Terkait alasan pemilihan, Yani menuturkan wilayah Kapuk dijadikan pilot project peduli stunting lantaran bagian wilayah Kecamatan Cengkareng tersebut memiliki prevalensi kasus stunting cukup lumayan yakni 19,1 persen.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kasus stunting di wilayah Kapuk, Kecamatan Cengkareng, bisa menurun. "Insya Allah angka prevalensi stunting di kapuk bisa menurun hingga zerro case," tuturnya.
Pilot project siaga kebakaran di wilayah Tanah Sereal. Bagian wilayah Kecamatan Tambora ini diketahui kawasan padat penduduk dengan intentitas tinggi kasus kebakaran. "Dengan membentuk Sistem Kebakaran Kebakaran Lingkungan (SKKL) maka secara intentitas bisa ditingkatkan sehingga nantinya dapat meminimalisir kasus kebakaran," jelasnya.
Sementara pilot project siaga bencana adalah wilayah Rawa Buaya, Cengkareng. Wilayah ini rawan terjadi genangan saat musim hujan. Sehingga Pemkot Jakarta Barat, melalui Sudis SDA, telah melakukan sejumlah upaya mengantisipasi genangan.
Upaya yang dilakukan meliputi naturalisasi aliran Kali Angke Hulu dan gerbek lumpur Kali Mookevart. "Wilayah Rawa Buaya diapit dua saluran air makro yakni Kali Angke Hulu dan Kali Mookevart. Sudis SDA Jakbar telah melakukan naturalisasi Kali Angke Hulu dengan menurunkan alat berat. Upaya lainnya melakukan gerebek lumpur di Kali Mookevart. Ini juga mengerahkan 12 alat berat dan 30 dump truk. Kegiatan ini diawali dari wilayah Semanan Kalideres, hingga wilayah Rawa Buaya," ujar Yani seraya menambahkan, Pemkot Jakbar juga melakukan naturalisasi pada saluran sekunder dan tersier.
Ia menambahkan, sejumlah instansi terkait yang terlibat dalam program KSTTB agar bisa mempersiapkan untuk dikerjakan. Sehingga nantinya akan terlihat perkembangan keberhasilan program. Kegiatan ini akan dievaluasi setiap satu semester atau enam bulan sekali. (why)
20 Mei 2024