Sebanyak 60 pelaku UMKM binaan se-Kecamatan Taman Sari mengikuti pelatihan softskill berkolaborasi dengan Business Development Services (BDS) KPP Pratama Jakarta Taman Sari yang berlangsung di aula Kantor Kecamatan Taman Sari, Rabu (26/6).
Pelatihan yang mengangkat tema Strategi Pemasaran Digital dan Branding Untuk UMKM dibuka oleh Camat Taman Sari, Tumpal Matondang.
"Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan bagi para pelaku UMKM di wilayah Kecamatan Taman Sari. Sehingga para pelaku UMKM bisa meningkatkan kemampuannya dalam memasarkan produk secara digital serta dapat dikenal secara luas," ujar Tumpal Matondang.
Selain itu, lanjut Tumpal Matondang, para pelaku UMKM diberikan strategi branding yang baik agar brand-nya dapat diterima baik oleh konsumen.
"Mudah-mudahan pelaku usaha dapat memahami sehingga dapat terus berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi," harapnya.
Senada dengan Kepala KPP Pratama Jakarta Tamansari, Aly Rahmat. Ia berharap peserta dapat menerapkan pengetahuan yang didapatkan pada acara ini untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kepatuhan pajak.
Di tempat yang sama, Kepala Satuan Pelaksana PPKUKM Kecamatan Tamansari, Afif Afriansyah mengatakan, pelatihan softskill diikuti sebanyak 60 peserta Jakpreneur binaan se-Kecamatan Taman Sari.
Mereka mendapatkan pengetahuan tentang Business Development Services (BDS) yang menjadi program Direktorat Jenderal Pajak.
"Business Development Services adalah program DJP terkait pemberian pelatihan dan bimbingan perpajakan dalam program pembinaan UMKM," ujarnya.
Dalam pelatihan softskill, lanjut Afif, para pelaku UMKM mendapatkan edukasi dan pengetahuan tentang materi perpajakan, pembukuan, pencatatan, financial planning, marketing atau materi lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta pembinaan UMKM.
Sementara itu, peserta pelatihan softskill, Fathonah (48) warga Maphar, Kecamatan Taman Sari mengaku senang bisa mengikuti pelatihan sofskill.
"Sangat senang sekali pak. Yang tadinya gak tau, menjadi tahu. Seperti, gimana pembukuan, terus perpajakannya, termasuk cara pemasaran," ujar pelaku usaha akar kelapa. (why)