Sebanyak 36 liter cairan eco enzyme dipanen di instalasi eco enzyme Area Bank Sampah Cempaka, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (26/03).
Sekretaris Kelurahan Angke, Anjas Umaryadi mengatakan kegiatan panen eco enzyme yang pertama dari Bank Sampah Cempaka di kantor Kelurahan Angke. Untuk proses pembuatan eco enzyme memakan waktu selama tiga bulan.
"Untuk menghasilkan 36 liter eco enzyme, kami menggunakan sampah kulit buah sebanyak 10,8 kg yang diperoleh dari pedagang buah di sekitar Kantor Kelurahan Angke. Kemudian kami juga menggunakan gula merah sebanyak 3,6 kg dan air AC sebanyak 36 liter. Semua bahan dicampur dalam wadah dan disimpan dalam tiga buah ember bekas cat ukuran 20 liter dalam keadaan kedap udara," katanya.
Anjas menambahkan, proses fermentasi tahap awal pada pembuatan eco enzyme perlu keadaan kedap udara. Fermetasi eco enzyme menghasilkan gas, supaya tidak meledak dengan membuat sistem pengeluaran gas menggunakan selang yang dialirkan ke dalam air di dalam botol galon air mineral bekas untuk mencegah adanya udara luar yang masuk ke dalam ember. Untuk menghemat penggunaan tempat, ember sebanyak tiga buah ditumpuk vertikal dan galon diletakkan paling atas
"Pembuatan eco enzyme ini sangat bermanfaat yaitu sebagai salah satu metode pengelolaan sampah organik berupa sampah dari sisa kulit atau potongan buah buahan, sisa ampasnya akan dijadikan kompos. Eco enzyme yang dihasilkan dapat digunakan untuk detergen pakaian, pembersih toilet/saluran air, cairan pencuci piring, pembersih lantai, pembersih fumitur, pembersih dapur, kompor, bekas minyak, pembersih karpet (anti jamur), pembersih kaca, pembersih sayur dan buah dari pestisida, pupuk tanaman, dan pengusir hama/serangga," pungkasnya. (Kontri)