Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mengadakan pelatihan peningkatan wawasan pemantauan perkembangan dan pertumbuhan balita di Aula Puskesmas Kecamatan Kembangan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 15-17 Mei 2023, diikuti sekitar 27 tenaga ahli gizi dan nutrisi yang mewakili puskesmas 8 kecamatan di wilayah Jakarta Barat.
Menurut Penanggung jawab kegiatan Sudis Kesehatan Jakarta Barat, dr. Ira mengatakan, pelatihan peningkatan wawasan pemantauan perkembangan dan pertumbuhan balita berlangsung selama tiga hari.
Sebanyak 27 tenaga ahli gizi dan nutrisi yang mewakili puskesmas di 8 wilayah kecamatan tersebut mengikuti rangkaian pelatihan, mulai dari pemberian teori beserta praktek kasus sampai praktek lapangan.
"Jadi tujuan akhir mengikuti pelatihan ini adalah mereka mampu melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, mulai dari posyandu hingga puskesmas," ujarnya.
Selain itu, para peserta nantinya mampu melatih kader sebagai kepanjangan tangan tenaga kesehatan dalam upaya pemantauan perkembangan dan pertumbuhan balita di wilayahnya.
"Mereka akan melatih kader sesuai update ilmu terbaru, tentang pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.Nantinya kader bisa melakukan pengukuran berat badan, panjang badan, hingga lingkar kepala sesuai dengan teori yang ada dan mengisi buku KIA nya pun selengkap mungkin," tukas Ira.
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), lanjut Ira, merupakan buku pencatatan kesehatan ibu dan anak. Fungsinya, sebagai media komunikasi informasi dan edukasi untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin.
Bila ditemukan Kasus stunting, misalnya. Para kader kesehatan di wilayah nantinya bisa melakukan langkah-langkah preventif. Sehingga pelatihan ini sebagai salah satu langkah awal dalam pencegahan stunting.
"Pencegahan kasus stunting bisa dimulai dari screening balita, sebagai salah satu langkah percepatan penurunan stunting. Jadi secara keseluruhan, pelatihan ini mencangkup pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita hingga konseling gizi," tuturnya.
Melalui pelatihan ini, ia berharap para kader bisa memantau perkembangan dan pertumbuhan balita dengan tujuan akhir percepatan penurunan stunting.
Sementara itu, peserta pelatihan dari Puskesmas Maphar, Kecamatan Taman Sari, Eka Novianti menjelaskan, pelatihan peningkatan wawasan pemantauan perkembangan dan pertumbuhan balita diisi dengan rangkaian teori hingga praktek.
Praktek dilakukan pada hari ketiga. Isinya, berupa pelatihan konseling, pengukuran tinggi badan, berat badan, hingga lingkar kepala.
"Selain itu praktek menilai pertumbuhan dan perkembangan balita," tuturnya.
Melalui kegiatan ini, Eka berharap bisa mengaplikasikan di tempat kerjanya. Ia menilai pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini sangat detail terkait pemantauan perkembangan dan pertumbuhan anak.
"Misalnya, pertumbuhan balita. Jadi kita lihat perkembangan anak, kecerdasan anak sesuai dengan umur," tutur ahli gizi dan nutrisi Puskesmas Maphar.
Di tempat yang sama, Taufik, orangtua dari Shifa (2 tahun) yang dipantau perkembangan dan pertumbuhan mengaku senang lantaran bisa mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anaknya.
"Jadi saya bersama istri mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak. Pas tadi dipantau dokter, perkembangan dan pertumbuhan anak saya bagus," ujarnya.
Saat menjalani pemantauan tersebut, Taufik sempat ditanya terkait perkembangan anaknya, seperti apakah sudah bisa bicara, bagaimana gerak tubuhnya, dan sebagainya. Ia berharap bisa mengetahui secara detail tentang perkembangan dan pertumbuhan anaknya
"Selain itu, dokter juga memberikan masukan kepada para orantua, terutama terkait penggunaan gadget agar tidak memberikan efek candu," tambahnya. (why)