Sebanyak 2.000 siswa-siswi tingkat SD, SMP-SMA sederajat se Jakarta Barat mengikuti Lomba Lintas Terampil Palang Merah Remaja (PMR) PMI Jakarta Barat, di halaman kantor wali kota Jakbar, Sabtu (20/1) pagi.
Kegiatan diawali apel yang diikuti seluruh peserta lomba PMR, dipimpin Ketua PMI Jakbar, Beky Mardani. Hadir jajaran Sudis Pendidikan Wilayah I dan II Jakbar serta para guru pendamping. Kegiatan satu hari ini rencananya akan ditutup dengan pelantikan PMR se Jakbar oleh Wali Kota Jakbar pada Senin (22/1).
“Hari ini kita akan menguji dan mengevaluasi materi-materi kepalangmerahan dalam bentuk lomba. Tentunya hasil yang baik setelah lomba ini bisa didapat oleh semua peserta baik dalam bentuk prestasi sebagai pemenang atau yang belum berhasil kita tetap tunjukan dan selalu senyum serta sportifitas dan semangat yang tinggi,” kata Beky.
Ia menegaskan, anggota PMR merupakan kader-kader relawan PMI masa depan yang sejak dini telah diberikan pelatihan-pelatihan tentang pertolongan pertama, perawatan keluarga, siaga bencana, donor darah dan lainnya.
“Sehingga kelak nanti kalian akan lebih peduli dengan rasa kemanusiaan,” tandasnya.
Beky menambahkan siswa peserta yang ikut lomba terdiri atas PMR Mula (SD) Madya (SMP sederajat) dan Wira (SMA sederajat).
“Total peserta sebanyak 2.000 siswa. Nantinya yang terbaik akan ke tingkat Provinsi DKI Jakarta dan selanjutnya nasional,” ujarnya.
Adapun yang dilombakan antara lain tentang pertolongan pertama, perawatan keluarga, siaga bencana, video edukasi PMR, membuat tandu, donor darah dan lainnya.
“Ikuti kegiatan ini dengan baik. Ini sangat bermanfaat buat PMR sebagai generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi segala tantangan kemanusiaan,” pungkas Beky.
Sementara itu, lomba video edukasi PMR diikuti sekitar 15 tim yang terdiri atas dua hingga enam siswa jenjang SMP dan SMA sederajat.
Sebelumnya tim telah diseleksi untuk disaring menjadi sepuluh tim. Dari sepuluh tim diseleksi menjadi terbaik I, II dan III yang akan mendapat piala serta piagam penghargaan.
“Hari ini sepuluh tim presentasi dan dinilai oleh juri untuk menentukan terbaik I, II dan III,” ujar salah satu juri dari ATVI, Hans Utama.
Dikatakan Hans, durasi video rata-rata tujuh hingga maksimal sepuluh menit. Peserta diminta membuat video tutorial, edukasi terkait kegiatan mereka sebagai PMR di sekolah, seperti pertolongan pertama, kebersihan lingkungan, bullying dan lainnya.
“Jadi, videonya itu ada yang membuat dramatisasi atau betul-betul tutorial. Itu terserah mereka, yang penting kontennya, pesannya tersampaikan melalui audio video. Supaya pesan itu sampai dengan baik kepada penonton, maka teknis pengambilannya harus bagus, audionya juga jelas. Kalau pengambilan gambarnya kurang bagus kan nggak nyampe pesannya,” ujar Hans.
Lebih lanjut dijelaskan, pembuatan video yang dramatis agar lebih menarik.
“Poin-nya kan orang kalau nonton video kan entertaining, dia harus menghibur supaya ditonton. Kalau cuma sekadar edukasi doang ngapain ditonton. Memang itu juga memberikan pesan, tapi kan kalau ditambah dengan dramatisasi atau gambar-gambar yang bagus, itu akan lebih menarik,” jelasnya.
Untuk kriteria penilaian, Hans menyebutkan, antara lain pesan, lalu teknis video dan audionya, yakni terkait pengambilan gambar dan sebagainya. Selebihnya berhubungan editing. Lalu di bagian yang lain ada penilaian yang berhubungan dengan aktifitas PMR.
“Apakah konten tadi nyambung dengan aktifitas PMR. Jadi itu yang kita nilai. Hasil akhir itu, poin utamanya supaya pesan mereka itu sampai dan orang menikmati pesan itu,” tandas Hans.
Ia pun mengapresiasi kepada para siswa yang mengikuti lomba video edukasi PMR.
“Itu luar biasa, artinya mereka berminat untuk membuat, ini saja sudah luar biasa. Jangan salah, ke depan ini yang dunianya audio-video akan semakain booming dengan digitalisasi. Kan orang sekarang nggak melulu bicara televisi, orang bisa lihat di youtube dan banyak platform media sosial, kan begitu,” katanya.
“Banyak sekali sekarang dibutuhkan orang-orang yang punya kompetensi yang mampu ke situ. Jadi, bukan cuma industri tv sekarang. Lihat saja selebriti, politikus sudah punya channel sendiri, kan berarti butuh orang yang ngerjain itu.” sambungnya. (Aji)