Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat menetapkan 8 kelurahan yang menjadi titik lokasi fokus (lokus) percepatan dan penurunan kasus stunting Tahun 2023. Delapan kelurahan tersebut adalah Kedaung Kali Angke, Kapuk, Cengkareng Timur, Tegal Alur, Jatipulo, Kota Bambu Utara, Rawa Buaya dan Duri Kosambi.
"Prevalensi angka kasus stunting menurun 17,8 % pada tahun 2021, menjadi 15,2% pada tahun 2022, berdasarkan data survei status gizi Indonesia. Tentunya, ini menjadi bukti kolaborasi dan sinergitas yang baik antara Pemkot Jakbar, unsur Forkopimko, para kolaborator serta unsur masyarakat lain yang berkomitmen untuk menyiapkan masyarakat yang cerdas dan sehat dalam menyongsong bonus demografi tahun 2035." tutur Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Hendra Hidayat saat menghadiri Aksi 3 Rembuk Stunting Jakarta Barat, kemarin.
Menurutnya, berdasarkan analisa pada tahun 2023, pihaknya menetapkan 8 titik lokasi fokus (lokus) pencegahan dan penurunan angka kasus stunting di Jakarta Barat. Delapan titik lokus tersebut adalah Kedaung Kaliangke, Jatipulo, Kota Bambu Utara, Tegal Alur, Kapuk, Cengkareng Timur, Rawa Buaya dan Duri Kosambi.
Dua tahun sebelumnya, lanjut Hendra, tepatnya tahun 2021, terjadi penurunan menjadi 11 titik lokus. Kemudian turun kembali menjadi 9 titik lokus pada tahun 2022, hingga tahun 2023 menjadi 8 lokasi fokus.
Hendra menambahkan, kegiatan rembuk stunting ini menjadi rangkaian kegiatan dalam program yang menjadi komitmen seluruh sektor, UKPD pengampu hingga Forkopimko Jakbar. Setelah dilakukan rembuk stunting tingkat kota, dilanjutkan dengan rembuk stunting di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Terkait review lokasi fokus stunting tahun 2022, Kepala Suku Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Jakarta Barat, Achmad Ichsan Tasik mengatakan, kasus stunting mengalami perbaikan. Karena rata-rata prevalensi stunting menurun dari 2,6% (bulan timbang Agustus 2021) menjadi 1,4% (bulan timbang Agustus 2022).
"Namun ada 5 kelurahan masih di atas 50% dari jumlah kasus/prevalensi balita stunting sehingga perlu dilanjutkan menjadi lokus pada tahun 2023. Kelima kelurahan tersebut adalah Kedaung Kali Angke, Kapuk. Cengkareng Timur, Tegal Alur dan Jatipulo. Selain 5 kelurahan yang butuh penanganan lanjut di tahun 2023, masih ada 3 kelurahan lainnya yang membutuhkan perhatian karena kasus/prevalensi stunting di atas 50% dari jumlah prevalensi balita stunting, yakni, Kota Bambu Utara, Rawa Buaya dan Duri Kosambi. Berarti, ada 8 titik lokasi fokus yang membutuhkan penanganan percepatan penurunan kasus stunting tahun 2023," tandasnya. (why)