Kasus demam berdarah dan antisipasi genangan atau banjir menjadi salah satu topik pembahasan di Musrenbang Kelurahan Palmerah, Senin (11/2) pagi. Warga diminta tetap mewaspadai sambil mencari terobosan untuk mengatasi masalah tersebut.
Sekretaris Kota Jakarta Barat, H. Eldi Andi
menjelaskan, penanggulangan kasus DBD di
wilayah Jakarta Barat, tidak hanya diserahkan pada kader jumantik. Penanggulangannya
harus melibatkan peran serta masyarakat.
Masyarakat diminta terlibat untuk menjadi jumantik pada masing-masing
rumah. Mereka bertugas melakukan kegiatan PSN dengan cara 3M Plus. “Warga harus
melakukan 3M Plus, bahkan sekarang 4 M Plus, yakni Menutup, Menguras,
Menguburkan, dan Memantau jentik nyamuk seminggu sekali. Sementara Plus-nya,
menggunakan kelambu, menanam tanaman lavender dan memelihara ikan cupang,†tutur
Eldi, sesaat membuka Musrenbang Kelurahan Palmerah.
Untuk (Plus) memelihara ikan cupang, Eldi menjelaskan
bahwa Suku Dinas Ketahanan Pangan,
Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat, akan membantu sebanyak 1500 ikan
cupang untuk wilayah Kecamatan Kalideres. Ikan cupang ini bermanfaat untuk
memberantas jentik-jentik nyamuk.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai kasus
Demam Berdarah, meski angka kasus DBD di wilayah Kelurahan Palmerah, terbilang rendah
dibandingkan wilayah lain. “Tetap waspada, karena kasus DBD bisa ditekan atau
dicegah dengan cara aktif melakukan PSN,â€terangnya.
Terkait antisipasi genangan atau banjir, Wali Kota Jakarta
Barat, H. Rustam Effendi telah menginstruksikan kepada jajaran dan instansi
terkait untuk memperhatikan kondisi saluran air pada masing-masing wilayah.
Ia meminta pastikan kondisi saluran air tidak tersumbat
serta melakukan pengurasan, serta cek kondisi mesin pompa air. “Walikota selalu
minta memperhatikan tali-tali air,saluran dan pompa air. Semuanya harus
berfungsi dengan baik,†jelasnya.
Sebelumnya, Lurah Palmerah, Muh. Ilham memaparkan, sejumlah kondisi
saluran air yang mampet. Penyebabnya, selain kontur wilayah berbentuk cekungan,
juga banyak jaringan utilitas. Permasalahan ini pun telah diusulkan warga
melalui musrenbang.
Menanggapi masalah itu, Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air
(SDA) Jakarta Barat, Imron menjelaskan bahwa pihaknya mendapat sekitar 700 limpahan
dengan anggaran Rp 1 triliun, yang menjadi kewenangan Sudis Bina Marga, tahun
2017.
Banjir limpahan kewenangan itu membuat Sudis SDA, tak
berdaya. Mereka tak mampu membereskan semua pekerjaan itu. “Kami pun kordinasi sekaligus
konsultasi dengan pak Wahyu (Kakappenko Jakbar). Akhirnya, kami pilah-pilah, minimal
kami bisa melakukan pengurasan,â€ujarnya.
Sudis SDA Jakarta Barat telah melakukan pengecekan lapangan.
Namun pihaknya tak bisa bekerja karena masih banyak jaringan utilitas.â€SDA akan
bergerak bila sudah clear & clean. Penyelesaian masalah jaringan utilitas, ada
pada kordinasi dengan Sudis Bina Marga,†tambahnya. (why)
20 Mei 2024