Pada hakekatnya puasa mengantarkan pelakunya menjadi orang
bertakwa.Tapi, perlu dipahami apa makna puasa tersebut dan bagaimana ciri-ciri
orang yang bertakwa.
“Seingat saya, sudah 40 kali bertemu bulan Ramadan. Bila diujung ayat 183, surat Al Baqarah,
disebutkan menjalani puasa agar menjadi orang bertakwa. Berarti, saya menjadi
orang bertakwa,†ujar H Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Barat, saat tausiah
usai shalat dzuhur berjamaah di Masjid Assahara, Komplek kantor Walikota Jakarta
Barat, Senin (6/5)siang.
Menurut Rustam, takwa adalah takut kepada Allah SWT dengan
mengikuti segala perintah dan menjauhi larangannya. Sedangkan ciri-ciri orang
bertakwa adalah bergetar hatinya saat disebut nama Allah SWT, dan ketika
dibacakan ayat Allah bertambah keimanannya.
Meski begitu, ia mengakui
ketakwaan seseorang itu seperti pasang surut. Inilah yang menjadi bahan
koreksi diri dalam menjalani ibadah. “Kita harus koreksi diri dengan ibadah
yang kita jalani saat ini. Apakah ibadah yang kita jalani benar atau tidak.
Mungkin saja, tanpa disadari, saat berpuasa kita melakukan perbuatan-perbuatan tercela,â€
jelasnya.
Ia pun mengimbau kepada jamaah agar senantiasa menjauhi
segala perbuatan-perbuatan yang dilarang. Menjalani ibadah puasa tak sekadar
menahan lapar dan haus, serta melawan hawa nafsu. Hakekat puasa adalah pengendalian
diri secara total dengan kendali iman.
Rustam melanjutkan, menjalani puasa di bulan Ramadan juga diisi
dengan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan yang mengandung ibadah. Setidaknya, puasa
mengandung makna pembangunan atau pembentukan karakter, penguasaan atas hawa
nafsu dan inspiratif. (why)
20 Mei 2024