Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat mengajak masyarakat mewaspadai bahaya kebakaran dan mengimbau pada warga jangan sampai lengah dalam menggunakan peralatan listrik dan kompor untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto meminta kepada masyarakat untuk sedini mungkin melakukan pencegahan terhadap bahaya kebakaran. Karena rata-rata sumber kebakaran berasal dari penggunaan listrik dan kompor.
"Kita ketahui bahwa Tambora merupakan wilayah rawan kebakaran. Lingkungan padat, penduduknya juga padat. Sehingga, sudah barang tentu perlu dilakukan sedini mungkin antisipasi," katanya, Rabu (12/7).
Lebih lanjut, Uus Kuswanto menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat, terutama dalam penggunaan instalasi listrik, kompor gas dan sebagainya.
"Hampir semua sumber kebakaran rata-rata, kalau tidak korsleting listrik dan kompor. Sehingga kami mengimbau kepada masyarakat agar jangan sampai lengah dalam penggunaan listrik maupun kompor gas," ujarnya.
Sementara itu, Plt Camat Tambora, Agus Sulaeman mengatakan, Pemkot Jakarta Barat telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi kebakaran di wilayah Kecamatan Tambora. Upaya yang dilakukan diantaranya memberikan sosialisasi terhadap bahaya kebakaran dengan melibatkan Sudis Gulkarmat Jakarta Barat.
"Setiap minggu sektor damkar wilayah Tambora selalu memberikan sosialisasi bahaya kebakaran kepada masyarakat," jelasnya.
Selain memberikan sosialisasi, lanjut Agus, Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Gulkarmat juga telah membangun hydrant mandiri di wilayah RW 07 Kelurahan Duri Utara. Kebetulan, hydrant mandiri itu dipakai dalam upaya memadamkan kebakaran di lingkungan RW 05 dan 07 Kelurahan Duri Utara.
"Untuk wilayah Kecamatan Tambora, baru dibangun 1 hydrant mandiri di RW 07. Kebetulan lokasinya berdekatan dengan titik kebakaran. Dan, itu sangat efektif sekaligus dimanfaatkan masyarakat untuk memadamkan kobaran api. Namun, karena kobaran api sudah membesar, jadi sulit menanganinya," pungkasnya.
Ia menambahkan, ketika terjadi peristiwa kebakaran, mobil damkar kesulitan menjangkau titik kobaran api karena akses yang sempit dan terhambat oleh banyaknya utilitas warga. (why)