Pelaksana proyek renovasi di SMPN 130 Jakarta, RT 14 RW 02 Kelurahan Kota Bambu Utara (KBU), Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat diminta tanggung jawab terkait robohnya tembok pembatas sekolah.
"Bagaimanapun pelaksana harus bertanggung jawab terkait proyek yang dikerjakan. Bisa diselesaikan dengan baik lah, jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan," ujar Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto saat dihubungi, Senin (24/11).
Pihaknya juga meminta Sudis Pendidikan setempat menindaklanjuti hal tersebut untuk dapat diselesaikan dengan baik.
"Saya juga sudah minta kepada Kasudindik (Kepala Suku Dinas Pendidikan) untuk segera menyelesaikan dengan baik sehingga tidak ada yang dirugikan," imbuh Uus.
Selain itu, terkait trauma yang dialami para korban, Uus telah meminta Sudis Sosial Jakbar untuk terjun ke lokasi insiden tersebut.
"Saya minta Sudin Sosial untuk memfasilitasi, mengecek, tangani warga trauma dengan kejadian yang terjadi," tandas Uus.
Untuk informasi, tembok pembatas sekolah yang roboh diduga imbas beban tumpukan tanah galian proyek renovasi yang tengah berlangsung di dalam sekolah dan ditambah hujan yang menambah beban tanah serta kondisi tembok yang sudah tua dan rapuh.
Sementara itu, Ketua RW 02 KBU, Decky Ohei menjelaskan, dirinya meminta pelaksana proyek renovasi di SMPN 130 Jakarta dan pihak terkait segera menormalisasi reruntuhan tembok yang jatuh ke gang perumahan warga lingkungan RT 14.
"Kami sudah menyampaikan kepada Dinas Pendidikan, kepada Pak Lurah, Pak Camat dan juga pihak JK selaku pelaksana proyek di sini untuk segera merapikan, menormalisasi," ujar Decky kepada wartawan pada Jumat (21/11).
Hal tersebut disampaikan Decky karena reruntuhan tembok masih menutupi gang di lingkungan RT 14, sehingga warga di lokasi cukup sulit beraktifitas normal. Bahkan salah satu korban terpaksa menutup toko kelontongnya, karena rumahnya belum bisa dimasuki.
"Selain normalisasi reruntuhan itu, tembok lain di sekitar ini juga memang sudah cukup lama, kondisinya tidak layak, tidak kuat, sehingga harus dirobohkan juga dan dibangun dengan tembok yang baru," jelas Decky menunjuk tembok pembatas sekolah yang sudah miring di sebelahnya.
Pihaknya juga meminta instansi terkai memfasilitasi para korban terdampak yang mengalami trauma.
"Alhadulillah kemarin itu tidak ada korban jiwa atau luka, tapi warga pada trauma. Jadi penting itu ada trauma healing," pungkasnya. (Aji).





