Suku Dinas Kesehatan (Sudiskes) Jakarta Barat gencarkan pemantauan jentik nyamuk untuk mrnekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang meningkat hingga akhir April 2025.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudiskes Jakarta Barat, Arum Ambarsari mengatakan tren DBD sesuai data pada Januari 2025 tercatat 186 kasus DBD. Selanjutnya Februari 211 kasus, Maret 254 kasus dan April 254 kasus.
"Lalu sampai dengan 15 Mei 2025 pukul 11.30 sudah ada 75 kasus DBD," sebutnya saat dikonfirmasi, Rabu (21/5).
Ia mengungkapkan, kelembaban dan suhu udara menjadi faktor utama eskalasi kasus DBD di wilayah Jakbar. Lebih lanjut Arum menambahkan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), iklim wilayah di Jakarta Barat pada Mei 2025 mendatang mendukung peningkatan kasus DBD.
"Iklim untuk DBD bulan Mei 2025 itu 80 persen, di mana kelembaban optimum untuk nyamuk 71-83 persen. Suhu berkisar 25 – 32° C, sementara suhu rata – rata optimum untuk perkembangan nyamuk antara berkisar 25°C - 27°C," sebut Arum.
Untuk itu, sambungnya, prediksi angka insiden DBD bulan Mei dapat mencapai 7.9 kasus per 100.000 penduduk, lebih tinggi dari prediksi bulan April, yakni 7.1 kasus per 100.000 penduduk.
Arum menambahkan, Sudiskes Jakarta Barat terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui juru pemantau jentik (jumantik).
"Pemantauan itu dilakukan dengan mengutamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD kepada warga masyarakat," pungkas Arum. (Aji)