Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menggelar sosialisasi dan koordinasi pemetaan populasi kunci HIV dan Survey Terpadu Biologis dan Pelaku (STBP) di ruang Wijayakusuma, kantor Walikota Jakarta Barat, Senin (1/10) pagi. Sosialisasi dihadiri SKPD terkait, jajaran tiga pilar, pelaku usaha tempat hiburan, serta LSM peduli HIV/AIDS.
Seketaris Kota Jakarta Barat, H. Eldi Andi mengatakan, sosialisasi ini dilakukan agar DKI Jakarta mampu mewujudkan target 3 Zero pada tahun 20130. Untuk itu perlu adanya kerjasama dari berbagai lini sekto dalam menyukseskan kegiatan ini.
Di ketahui penyakit HIV/AIDS masih menjadi momok di ibukota Jakarta. Berdasarkan data kementerian Kesehatan, Wilayah DKI Jakarta masih tertinggi angka kasus penyakit HIV/Aids di Indonesia. "Rencananya kegiatan pemetaan dan survey ini akan berlangsung pada bulan Oktober dan November mendatang," paparnya.
Kegiatan pemetaan dan Survey ini akan dilakukan pada 200 titik yang tersebar di delapan kecamatan di wilayah Jakarta Barat. "Data hasil kegiatan ini nantinya sangat diperlukan dalam upaya pencegahan penyakit HIV/Aids,"paparnya.
Ia berharap para pelaku usaha tempat hiburan, untuk berperan aktif dalam kegiatan ini guna mendukung target 3 zero tahun 2030. "Mudah-mudahan proses kegiatan ini dalam berlangsung lancar. Petugas yang melakukan pemetaan dilengkapi surat tugas dari Pemkot Jakarta Barat," tuturnya.
Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat, dr. Weningtyas Purnomorini mengatakan, pemetaan merupakan teknik dasar untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam membuat rencana intervensi program HIV/AIDS pada populasi kunci. "Sasaran yang dituju yakni Wanita Pekerja Seks (WPS), pengguna napza suntik, Lelaki seks dengan lelaki dan Waria," jelasnya.
Menurutnya, tujuan pemetaan adalah mengetahui jumlah dan sebaran populasi kunci secara geografis, serta mengindentifikasi situasi sosial di lingkungan populasi kunci yang meliputi perilaku terkait pencegahan atau penularan HIV.
"Jaringan sosial yang memperkuat atau mengurangi kerentanan atau resiko penularan, ketersediaan layanan kesehatan yang dapat diakses, peran pemangku kepentingan terhadap permasalahan HIV/AIDS serta strategi pengembangan program sesuai karakteristik populasi kunci," tambahnya. (why/aji)
20 Mei 2024