Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Sari membuat terobosan dengan meluncurkan aplikasi Sistem Terkini Pemantauan Stunting (Si-Terpenting) berbasis Excell. Aplikasi ini memberikan informasi tentang pemantauan dan pelayanan gizi anak stunting serta notifikasi status anak stunting berupa potensi drop out dan lulus pengobatan.
Berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan Jakarta, angka kejadian/prevalensi stunting di Jakarta, masih 14%. Per Juli 2023, misalnya, sebanyak 39.793 balita di Jakarta tercatat memiliki permasalahan gizi dengan rincian, 5.753 balita kurang berat badan, 9.191 balita kurang gizi, 2.026 balita idap gizi buruk, dan 22.823 balita lainnya masuk kategori stunting. Sementara data e-PPGM per Agustus Tahun 2024, sebanyak 5.688 anak sunting di Jakarta.
Untuk mempercepat penanganan stunting di Jakarta, RSUD Taman Sari membuat aplikasi Si- Terpenting.
"Aplikasi Si-Terpenting dibuat untuk memberikan informasi tentang pemantauan dan pelayanan gizi anak stunting dapat menjadi lebih optimal, tidak butuh biaya, dan mudah untuk dioperasionalkan serta direplikasi," ujar Direktur RSUD Taman Sari, dr. Agus Ariyanto Haryoso.
Selain itu, lanjut Agus Ariyanto, pihaknya akan melakukan jemput bola ke rumah anak stunting untuk berobat dengan kendaraan dinas operasional RSUD Taman Sari.
"Kami juga telah melakukan sosialisasi program ini kepada puskesmas, camat, lintas sektor, kader kesehatan, orangtua dan Dinas Kesehatan, beserta jajaran RSUD," tuturnya.
Lebih lanjut, Agus Ariyanto Haryoso memaparkan, aplikasi Si-Terpenting memiliki sejumlah fitur, diantaranya jadwal kontrol pasien stunting, edukasi gizi, notifikasi status pasien stunting (berupa potensi drop out dan lulus), pemantauan pemberian dan logistik susu Keperluan Medis Khusus Stunting (PKMK), jumlah susu PKMK, layanan konsultasi gizi gratis hingga grafik tumbuh kembang.
Semua data itu dapat dipantau realtime oleh puskesmas dan kader yang turut membantu pemantauan pengobatan anak stunting.
"Aplikasi ini memiliki banyak keunggulan dan manfaat, sangat simpel dan mudah digunakan siapa saja," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dr. Erizon Safari mengapresiasi tentang pembuatan aplikasi Si-Terpenting. Karena, stunting masih menjadi permasalahan utama kesehatan di Indonesia, terutama pada anak.
"Terpenting adalah menyiapkan anak sehat dan cerdas menuju puncak bonus demografi tahun 2030 dan Indonesia Emas tahun 2045. Anak yang terkena stunting sebenarnya sudah terlambat, dan butuh penanganan komprehensif, cepat, dan tepat agar tidak menambah kecacatan dan kemunduran IQ-nya,” ujarnya.
Ia pun optimis Si-Terpenting mampu membantu para tenaga kesehatan, seperti petugas gizi rumah sakit dan puskesmas, manajemen, farmasi, dokter spesialis anak, perawat untuk melakukan tata laksana komprehensf anak stunting sampai sembuh. (why)