Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (Sudin KUMKMP) Jakarta Barat akan melakukan jemput bola kepada pedagang binaan yang belum membayar retribusi. Jika tetap tidak membayar, konsekuensinya akan diganti pedagang lain.
Kasudin Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (Sudin KUMKMP) Jakarta Barat, Nuraini Sylviana, mengungkapkan saat ini masih banyak pedagang binaan yang menempati areal lokasi sementara (loksem) belum membayar retribusi sebesar Rp 3.000 per hari dengan berbagai alasan. "Intinya kesadaran mereka kurang. Ada yang alasan tidak berdagang beberapa hari, pulang kampung, dan sebagainya," ungkap Sylvi, di kantornya, Jumat (10/2).
Disebutkan, pedagang binaan Sudin KUMKMP Jakbar yang menempati loksem jumlahnya mencapai 2.120 pedagang. Dari jumlah itu, sekitar 1.843 pedagang rutin membayar retribusi. Sedang 277 pedagang belum membayar retribusi. Hal serupa juga terjadi pada pedagang yang menempati lokasi binaan (loksem). Tapi, jumlahnya tidak banyak.
"Kalau pedagang lokbin, tidak semuanya. Misalnya, pedagang Lokbin Bangun Nusa, Cengkareng Timur yang berjumlah 57 pedagang. Kira-kira setengah pedagang belum bayar retribusi, mereka malah pilih berdagang di pinggir jalan, depan lokbin. Saya kira lokbin ini tidak efektif,†jelasnya. Sedang untuk pedagang di tiga lokbin lainnya, yakni Meruya Ilir, Rawa Buaya dan Kamal, umumnya sudah bayar retribusi.
Menyikapi permasalahan itu, pihaknya akan melakukan jemput bola. Kegiatan ini dilakukan untuk memantau sekaligus mengawasi pedagang yang belum membayar retribusi. "Setiap loksem itu ada pengelola. Kami akan melakukan jemput bola. Beberapa staf saya turun ke lapangan. Tagih retribusi pedagang yang belum membayar," tandasnya. (why/aji)
20 Mei 2024