Sekretaris Kota Jakarta Barat, Indra Patrianto, memonitor pelaksanaan sidang kelompok Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Kembangan terintegrasi Kelurahan Joglo di RPTRA Damkar, Jakarta Barat, Selasa (27/2). Musrenbang membahas 36 usulan.
"Kegiatan ini merupakan lanjutan Musrebang Kecamatan Kembangan terintegrasi kelurahan yang kemarin diibuka Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto," ujar Indra Patrianto, yang didampingi Kepala Suku Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Subanppeko) Ichsan Tasik, Kepala Inspektorat Pembantu Kota (Irbanko) Dzikran Kurniawan, Camat Kembangan Joko Suparno dan Lurah Joglo, Rizki Denni Ananda.
Dijelaskan Indra, ada sejumlah kegiatan usulan masyarakat yang dibahas dalam sidang kelompok tersebut, diantaranya penanganan banjir dan kemacetan. Pembahasan perlu dilakukan agar mendapatkan solusi atau pemecahan masalah.
Ia menyebutkan, sidang kelompok Musrenbang Kecamatan Kembangan terintegrasi Kelurahan Joglo membahas 36 usulan yang terdiri dari 35 usulan fisik dan satu usulan barang.
"Kami menginginkan hasil musrenbang ini, seharusnya sudah mencakup hasil dari DKI. Artinya, semua yang ada di tingkat bawah diangkat ke atas. Sehingga tidak ada lagi garis terputus antara Musrenbang di kelurahan, kecamatan dengan Musrenbang Provinsi," tambahnya.
Sementara itu, Lurah Joglo, Rizki Denni Ananda mengatakan bahwa Musrenbang Kecamatan Kembangan terintegrasi Kelurahan Joglo membahas 36 usulan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33 usulan fisik, dan 3 usulan non fisik.
"Dari 36 usulan tersebut, usulan yang ditolak sebanyak 12, sedangkan non fisik tidak ada. Usulan fisik masih mendominasi, seperti peningkatan/perbaikan saluran drainase, normalisasi saluan air, pengaspalan, dan lainnya. Sedangkan usulan non fisik seperti pelatihan keterampilan ibu-ibu, pengadaan alat musik rebana, dan bantuan pelatihan wirausaha untuk anak muda," tuturnya.
Dalam Musrenbang tersebut, Rizki berharap nantinya tidak hanya usulan fisik saja yang menjadi primadona, namun juga usulan non fisik dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
"Orang yang tahu terkait fisik saja, namun pelatihan-pelatihan yang memang dibutuhkan warga seperti sekuriti, pelatihan SIM, serta kursus-kursus keterampilan lainnya. RT dan RW juga perlu memperhatikan pembangunan manusiaanya. Sehingga ada balance antara fisik dan non fisik," tambahnya.
Di lokasi yang sama, Ketua RW 05 Kelurahan Joglo, Kartika Yoswijaya mengatakan bahwa ada sejumlah usulan masyarakat yang dibahas di Musrenbang Kecamatan terintegrasi Kelurahan Joglo. Satu usulan diantaranya, penanganan banjir/genangan di lingkungan warga RW 05 Kelurahan Joglo.
"Warga mengusulkan agar dilakukan pembangunan jalan dengan dicor beton serta pembuatan waduk/embung sebelum dipompa ke saluran makro atau sungai. Ini dilakukan mengingat permukaan lingkungan warga RW 05 berbentuk cekungan," tuturnya. (why)