Sebanyak 100 pelajar SMA/SMK Sumpah Pemuda Jakarta mengikuti Satpol PP Goes to School yang mengusung tema "Pelajar Tertib, Satpol PP Bermartabat, Indonesia Hebat" di Jalan Jogrlo Raya Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (7/5).
Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Agus Irwanto, mengatakan bahwa kegiatan ini telah berjalan selama tiga tahun dan terbukti memberikan dampak positif, khususnya dalam membangun kedekatan antara petugas Satpol PP dan kalangan pelajar.
"Kita perlu turun ke sekolah karena dengan begitu kita bisa lebih dekat dengan siswa-siswi, kita bisa lebih mengenal mereka dan mereka pun mengenal kita. Karena seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah tadi, banyak dari adik-adik semua kalau melihat Satpol PP biasanya benci, sebel, karena tahunya kami ini cuma tukang gusur. Padahal sebenarnya tidak seperti itu," katanya.
Menurut Agus, salah satu tujuan utama program ini adalah mengubah stigma negatif terhadap Satpol PP sekaligus memberikan pemahaman bahwa mereka memiliki peran yang luas dalam menjaga ketertiban masyarakat. Ia menekankan pentingnya pendampingan terhadap generasi muda agar tumbuh dengan karakter kuat dan mental tangguh, sesuai dengan nilai-nilai dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya, yaitu “bangunlah jiwanya, bangunlah raganya.”
“Tahun ini kami hadir kembali karena program ini dianggap bagus, efektif, dan dibutuhkan. Bahkan DPRD DKI meminta agar jumlah kegiatannya ditambah menjadi sepuluh pada tahun 2026,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Yayasan Al Mujahidin, Abdul Hasan, mengapresiasi kehadiran Satpol PP di sekolah karena kegiatan ini dinilai penting untuk mengenalkan fungsi Satpol PP secara utuh, agar tidak lagi dipandang sebelah mata akibat ketidaktahuan yang sering membuat aturan yang baik justru disalahpahami.
“Harapan kami, jika ada siswa yang masih berkeliaran di jalan atau warung pada jam-jam yang seharusnya mereka sudah di rumah, mohon Satpol PP turut mengingatkan. Di sekitar sekolah juga ada beberapa titik yang sering dijadikan tempat berkumpul. Bukan kami tidak berani menegur, tapi sebagai pendidik, ruang gerak kami terbatas di luar sekolah. Kadang ketika kami menegur, justru timbul benturan dengan masyarakat. Karena itu, kami mohon dukungan khususnya dari Satpol PP kelurahan untuk turut menertibkan hal-hal tersebut,” pungkasnya. (Lam)