Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat akan melakukan pendataan terhadap Sanggar Seni Betawi Tunggal Pitung Jatayu, di kawasan Anggrek Cenderawasih, RT 07/03 Kelurahan Kemanggisan Kecamatan Palmerah.
"Kita lihat aktifitas sanggar dan akan mendatanya. Kami akan turun untuk memastikan Sanggar Seni Betawi Tunggal Pitung Jatayu," ujar Kasudin Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jakbar, Linda Enriany kepada wartawan, Selasa (17/10). Pihaknya juga akan mendata seluruh sanggar seni budaya Betawi yang tidak dapat mengurus izin di PTSP (pelayanan terpadu satu pintu).
Setelah didata, selanjutnya sanggar seni Betawi akan diberikan surat keterangan. "Nanti akan dikeluarkan surat keterangan bahwa Sanggar Seni Betawi Tunggal Pitung Jatayu dan sanggar lainnya masih aktif, untuk selanjutnya dilakukan pembinaan," jelasnya.
Diungkapkan, banyak pengelola sanggar seni budaya Betawi di wilayah Jakarta Barat yang tidak dapat mengurus perizinan di PTSP. Padahal fakta di lapangan, aktifitas pelatihan seni budaya Betawi hingga kini masih aktif berjalan. "Sanggar seni budaya Betawi yang masih aktif merupakan warisan yang diteruskan. Pengelola masih berkomitmen melestarikan budaya Betawi yang sebelumnya dikelola oleh pendirinya," ujarnya.
Lurah Kemanggisan, Amperiyani, menyambut baik rencana pendataan terhadap Sanggar Seni Betawi Tunggal Pitung Jatayu dan sanggar lainnya di Jakarta Barat. Pihaknya mengapresiasi kiprah sanggar tersebut dalam melestarikan seni dan budaya Betawi selama ini. “Kami sangat mendukung Sanggar Seni Betawi Tunggal Pitung Jatayu didata untuk selanjutnya mendapat perhatian dan pembinaan,†ujarnya.
Sebelumnya, Tarman alias Baba Amang, pendiri dan pengasuh Sanggar Seni Betawi Tunggal Pitung Jatayu, berharap pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta memberikan perhatian atau bantuan terhadap sanggar seni-nya. Misalnya, bantuan peralatan untuk berlatih, seperti perangkat lenong, hadroh, marawis dan lainnya.
Kalau memungkinkan, ia berharap ada subsidi untuk honor pelatih. "Mungkin juga dapat subsidi yang nantinya bisa buat honor para pelatih," ujar Baba Amang. Diungkapkan, sanggarnya didirikan tahun 1972, di kediaman orang tuanya, Jalan Pondok Bandung RW 01 Kelurahan Kota Bambu Utara. Saat ini pindah di kawasan Anggrek Cenderawasih RT 07/03 Kemanggisan. "Cikal bakal sanggar ini di Kota Bambu Utara.â€
Saat ini sanggarnya masih mengajarkan/melatih silat Cingkrik, kesenian marawis, hadroh, lenong, dan palang pintu. Muridnya telah mencapai sekitar 500 orang, dengan 40 pelatih yang dulunya merupakan murid sanggar. “Saya ingin seni dan budaya Betawi tetap terjaga dan lestari," pungkasnya. (Aji)
