Pimpinan forum komunikasi pimpinan kota (forkopimko) Jakarta Barat, menghadiri peragaan simulasi pengamanan pemilu 2019 di lapangan sepakbola Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (18/10) pagi. Simulasi pengamanan pemilu melibatkan ribuan aparat kepolisian resort metro Jakarta Barat.
Simulasi pengamanan pemilu 2019 di awali dengan apel persiapan yang dipimpin langsung Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Hengky Haryadi. "Gelar simulasi pengamanan pemilu ini merupakan wujud operasi polisi yang nantinya bertugas selama 397 hari dengan berbagai tahapan yang berlangsung," tutur Kombes Pol. Hengky Haryadi.
Menurutnya, pelaksanaan pesta demokrasi nantinya dilakukan secara serentak. Tentunya, ini mengundang suatu kerawanan bagi para peserta pemilu. Untuk itu dibutuhkan kerjasama dan keterlibatan seluruh stakeholder dalam melaksanakan pengamanan ini dengan mengedepan pre-emtif dan preventif. Sekecil apa pun peristiwa harus segera diantisipasi.
Melalui simulasi pengamanan pemilu 2019, para pemimpin Forkopimko Jakarta Barat, diharapkan lebih giat berkordinasi, terutama dalam mengamankan jalannya proses demokrasi."Mari kita giat bersama dalam rangka pengamanan ke depan," tuturnya.
Usai apel gelar pasukan, para pimpinan Forkopimko Jakbar, yakni Wali Kota Jakarta Barat, H. Rustam Efendi, Dandim 0503 JB, Letkol Kav Andre Henry Masengi, dan Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Hengky Haryadi menyaksikan peragaan atau simulasi pengamanan pemilu 2019.
Simulasi pengamanan pemilu 2019 diawali dari akftivitas pemungutan suara pada TPS No 21 RT 001/16, Kebon Jeruk yang mendapatkan berbagai gangguan, seperti gangguan saat proses pencoblosan, gangguan pengiriman kotak suara, hingga sidang pleno pemilu 2019.
Dalam simulasi itu diperagakan aksi bentrok antara aparat polisi dan demonstran yang menolak hasil Pemilu 2019 yang dianggap penuh kecurangan. Mereka melempari batu dan pembakaran ban bekas ke arah aparat keamanan.
Untuk melerai bentrokan, polisi menerjunkan kendaraan water canon dan tembakan peringatan. Dan, upaya itu berhasil. Para pendemo yang menolak hasil pemilu 2019, pun berhasil dibubarkan. Situasi dan kondisi pun kembali normal. (why/aji)
20 Mei 2024