Sekretaris Kota (Seko) Jakarta Barat H Eldi Andi memimpin grebeg pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demam berdarah dengue (DBD) dan larvasidasi massal, di lingkungan RW 05 Kelurahan Srengseng Kecamatan Kembangan, Jumat (18/1) pagi.
Kegiatan diawali dengan senam bersama dan apel petugas gabungan unsur wali kota, kecamatan, kelurahan, RW, RT, juru pemantau jentik (jumantik), tokoh masyarakat dan warga. Hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Jakbar Fredy Setiawan, Camat Kembangan Agus Ramdhani dan Lurah Srengseng Joko Mulyono.
Usai apel, Seko beserta jajaran dan jumantik keliling wilayah lingkungan RT 11/05 Srengseng, mendatangi dan masuk ke sejumlah rumah warga. Ada dua rumah yang di dalamnya ditemukan jentik nyamuk penyebab DBD, aedes aegypti. Petugas pun langsung menguras vas bunga tempat terdapatnya jentik nyamuk. “Ini ada jentiknya, harus dikuras,†imbuh Seko. Selanjutnya rumah tersebut ditempel stiker yang berisi tulisan “rumah ini ada jentikâ€.
Sementara pemilik rumah diimbau lebih peduli dan aktif melaksanakan PSN di rumahnya. Diharapkan degan ditempel stiker, pemiliknya lebih aktif dan pekan depan rumah yang bersangkutan tidak ditemukan lagi jentiknya. Terkait sanksi, Seko menjelaskan pihaknya hanya memberikan imbauan kepada pemilik rumah yang ditemukan jentik. “Kita imbau saja. Sanksi sosial mungkin nantinya bisa saja dibuat atas kesepakatan bersama warga dan RT/RW setempat,†katanya. Seko mengatakan demam berdarah masih merupakan masalah kesehatan di wilayah Jakarta Barat karena kasusnya selalu ada. Dari lima wilayah kota di DKI, tahun 2018 lalu Jakbar berada di urutan kedua dengan jumlah total 941 kasus DBD. Untuk Kecamatan Kembangan, jumlah kasusnya paling tinggi keempat dari delapan kecamatan yang ada di Jakarta Barat, yakni 95 kasus.
Lebih lanjut disebutkan, Kelurahan Srengseng selama periode Oktober-Desember 2018 tidak ada kasus DBD. Namun pada Januari 2019 terdapat kenaikan kasus DBD yang signifikan, yakni 5 kasus. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, di wilayah itu hanya ada satu kasus DBD. “Untuk itu, perlu upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DBD di wilayah Srengseng dan lainnya agar pada bulan berikutnya kasus DBD dapat ditekan,†ujarnya.
Pada kesempatan itu Seko mengingatkan seluruh aparatur dan komponen masyarakat lebih aktif dan peduli terhadap lingkungan serta fokus melaksanakan PSN. “Wali Kota meminta pencegahan penyakit DBD dilaksanakan bersama masyarakat. Wilayah yang rawan kasus DBD harus dilakukan intervensi dini, seperti grebeg PSN 4M plus, larvasidasi massal/selektif dan penguatan PSN di lokasi yang sulit dimasuki,†imbuhnya.
Ditegaskan, pencegahan DBD paling efektif adalah melalui gerakan PSN 4M plus, yakni menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk, memantau tempat penampungan air secara berkala.
Plus, mengganti secara rutin air vas bunga, menutup lubang di pohon, menaburkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, menghindari menggantung pakaian, memperbaiki talang yang miring, memakai lotion anti nyamuk dan memakai kelambu. “PSN 4M plus ini harus dilaksanakan secara rutin oleh seluruh lapisan masyarakat. Ketika masyarakat tidak berperan aktif dalam PSN, mustahil angka kasus DBD dapat diturunkan,†katanya. (Aji)
20 Mei 2024