Pemkot Jakarta Barat terus melakukan berbagai upaya dalam
menanggulangi kasus DBD, terutama menekan laju jumlah kasus DBD.
“Bila melihat laporan Sudis Kesehatan, kasus DBD umumnya yang terkena anak sekolah. Untuk itu perlu
kita cermati dan evaluasi. Butuh upaya termasuk terobosan/inovasi dalam
menanggulangi kasus DBD. Semua itu tentunya memerlukan adanya kesinambungan,
dalam rangka menekan laju jumlah kasus DBD,â€ujar H. Eldi Andi, Sekretaris Kota
Jakarta Barat, saat memimpin Monitoring & Evaluasi (Monev) kasus DBD di
kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (13/3)pagi.
Menurutnya, penanggulangan kasus DBD tak hanya dilakukan
pemerintah, tapi juga menggerakkan semua potensi masyarakat, mulai dari RT, RW,
LMK, tokoh masyarakat dan sebagainya.
Mereka diminta untuk memerangi kasus DBD dengan aktif melakukan kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Eldi Andi mencontohkan, pelaksanaan gerebek PSN di wilayah
Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, jumat lalu. Di mana, ia meminta langsung warga
untuk menjadi jumantik. “Ketika memeriksa kolam bak mandi rumah warga, saya
melihat banyak jentik nyamuk. Tapi, saya minta langsung pemilik rumah untuk
melihat jentik-jentik nyamuk. Semua ini dilakukan, agar mereka ikut tergerak
untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk melakukan 3M Plus,â€ujarnya.
Dalam Monev kasus DBD tersebut, Camat Kalideres, Naman
Setiawan, memberikan laporan sekaligus evaluasi terkait kasus DBD di wilayah
Kecamatan Kalideres. Selain data kasus DBD, juga adanya upaya yang dilakukan
kecamatan Kalideres dalam menanggulangi penyakit demam berdarah.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat kebijakan pembuatan
larvitrap atau perangkap larva. Larvitrap adalah perindukan nyamuk buatan yang
berfungsi menjadi tempat nyamuk aedes aegypti bertelur yang terbuat dari botol
air mineral.
Setelah telur berkembang menjadi larva, kemudian larva
bergerak ke dasar dan terperangkap di bawah kasa. Sehingga larva tersebut tidak
berkembang menjadi nyamuk dewasa. Kalau pun menjadi nyamuk tidak akan bisa
keluar lagi sehingga mati dengan sendirinya.
“Kami sudah membuat kebijakan terkait pembuatan larvitrap.
Jadi setiap rumah warga memiliki 4 larvitrap, dua disimpan depan rumah dan dua
lagi di ruangan rumah,â€ujarnya.
Selain larvitrap, terobosan lain yang dilakukan pihak
kecamatan Kalideres adalah pembuatan aplikasi Jumantik Online Mandiri (JOM).
Aplikasi ini dipakai untuk pelaporan para kader jumantik dalam memeriksa
jentik-jentik nyamuk. (why)
20 Mei 2024