KominfotikJB - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat menerima audiensi fakultas kedokteran umum Universitas Trisakti di ruang rapat lantai 2 Gedung Blok A kantor Wali Kota Jakbar, Jumat ( 31/3).
Mewakili Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto, diterima Adkesra, Amien Haji didampingi Kabag Kesra, Abdurahman Anwar dan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakbar, Erizon Safari dengan perwakilan Univ. Trisakti, Wakil Dekan bidang kerjasama, dr Rita Khairani MKes SpP bersama rombongan 6 orang dari pusat studi gizi.
Dalam sambutanya, Askesra Jakbar, Amien Haji mengatakan, dalam rangka pelaksanaan program prioritas nasional Percepatan Penurunan Prevalensi Balita Stunting, maka diperlukan upaya kolaboratif dan integrative dalam melaksanakan upaya intervensi sensitive maupun spesifik yang dilakukan seluruh unsur termasuk Lembaga Pendidikan.
Berdasarkan dengan SK Walikota nomor e-0010 tahun 2022 telah menetapkan 9 lokus kelurahan stunting yang menjadi prioritas untuk diintervensi yaitu Tegal Alur, Cengkareng Timur, Kapuk, Kedaung Kali Angke, Jatipulo, Angke, Jembatan Besi, Wijaya Kusuma, dan Pinangsia.
"Di Jakarta Barat telah membentuk 56 Tim Pendamping Keluarga beresiko Stunting yang terdiri dari Bidan, Penyuluh KB dan Kader PKK yang tugas utamanya adalah melakukan pendampingan kepada keluarga beresiko stunting yaitu para keluarga yang memiliki remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, balita dan ibu menyusui," ujarnya.
Dikatakannya, hal tersebut dilakukan untuk memastikan upaya pencegahan dilakukan sedini mungkin dengan melakukan intervensi yang paling tepat di semua sasaran.
Pemkot Jakbar juga telah membentuk Tim Audit Stunting melalui SK Walikota Nomor e-0056 Tahun 2022.
"Pelaksanaan audit kasus stunting diperlukan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan terjadinya kasus serupa," ujarnya.
Lebih lanjut, Amien menambahkan untuk Tim Audit, atas nama wali kota yang diketuai oleh Kasudis PPAPP Jakarta Barat. Sedang untuk tim teknis yang terdiri dari Kepala Puskesmas, Camat lurah, direktur RSUD, Penyuluh KB, dan kader.
Untuk tim pakar terdiri dari para ahli seperti dr. Spesialis Anak, dr. Obgyn, Psikologi dan Ahli Gizi.
Selain itu, Amien mengatakan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat tentang permasalahan stunting dan dampak yang diakibatkannya, maka perlu dilakukan orientasi atau sejumlah penyuluhan oleh para kolaborator yang bergerak di bidang kesehatan.
Lanjutnya, pencegahan stunting harus dimulai sejak dini dan harus dilakukan berbasis masyarakat lewat Posyandu. Standar baru telah ditetapkan Kemenkes dalam melakukan rujukan anak kurang gizi khususnya stunting dengan sejumlah pemeriksaan di RS.
"Oleh karena itu, saya menyambut baik pertemuan yang terjadi hari ini, bagaimana kita mengupayakan menyatukan misi dalam mendukung pencapaian visi yaitu menurunkan prevalensi stunting s.d 14% pada tahun 2024. Kita harus sama2 menjajaki kemungkinan kerja sama yang berkelanjutan antara Pemkot Administrasi Jakarta Barat dengan Universitas Trisakti sehingga akselerasi penurunan stunting dapat semakin optimal," pungkasnya.
Pihaknya berharap, para dokter anak dan obgyn Trisakti menjadi tim pakar yang akan menjadi rujukan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada balita yang terduga stunting. (Izzu)