Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat berkomitmen untuk terus melakukan 8 aksi konvergensi dalam upaya percepatan penurunan angka stunting sejak tahun 2021 lalu.
Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto mengatakan, bahwa dengan kerja sama dari berbagai pihak, prevalensi stunting di Jakarta Barat telah menurun dari 17.8% pada tahun 2021 menjadi 15.2% pada tahun 2022 berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI).
"Ini menjadi bukti kolaborasi dan sinergitas yang fokus, baik dari unsur pemerintah, swasta, masyarakat, tokoh agama, maupun unsur lembaga sebagai sebuah bukti komitmen dalam upaya mempersiapkan SDM yang cerdas dan sehat untuk menyongsong bonus demografi pada tahun 2035. Kita sama-sama menunggu hasil Survey Kesehatan Indonesia dan semoga target penurunan tahun ini sebesar 0,6% dapat terwujud," paparnya, saat memberikan arahan pada rapim kota Jakbar, Rabu (11/10).
Dikatakan, pihaknya telah menetapkan 8 Lokasi Fokus penurunan dan pencegahan Stunting Terintegrasi di Jakarta Barat SK Walikota Nomor e-0084 Tahun 2023. Ada 8 kelurahan yaitu Kedaung Kali Angke, Jatipulo, Kota Bambu Utara, Tegal Alur, Kapuk, Cengkareng Timur, Rawabuaya dan Duri Kosambi.
"Bahwa secara jumlah lokus juga terjadi penurunan dari tahun 2021 sebanyak 11 lokus, menurun menjadi 9 lokus di tahun 2022 dan Kembali menurun menjadi 8 lokus di tahun 2023. Semoga ini menjadi penguatan bagi kita semua bahwa dengan komitmen bersama, stunting dapat diturunkan," ujarnya.
Untuk informasi, komitmen Pemkot Jakbar ditandai secara simbolis melakukan penandatanganan komitmen rembug stunting dalam percepatan penurunan angka stunting oleh Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, Wakil Wali Kota Jakbar, Hendra Hidayat, Sekko Jakbar, Indra Patrianto bersama dengan perwakilan Camat Palmerah, Joko Mulyono, Kepala Inspektur Kota Jakbar, Dzikran Kurniawan, Kasudin Pendidikan Jakbar, Junaidi, Lurah Kota Bambu Utara, Imbang Santoso dan Lurah Rawa Buaya, Junaidi. (Izzu).