Wakil Walikota Jakarta Barat, M Zen mengharapkan permasalahan sampah tertangani dengan baik. Manfaatkan bank sampah untuk bisa mengurangi volume sampah di Jakarta Barat.
"Saya berharap permasalahan sampah tertangani dengan baik. Mengingat volume sampah yang tinggi. Kita memiliki bank sampah induk serta ratusan bank sampah unit pada tiap-tiap RW di Jakarta Barat. Terlebih, kita memiliki program gerakan memilah sampah (germilah). Nantinya, ini bisa mengurangi volume sampah," ujarnya saat membuka rapat persiapan sosialisasi pengolahan sampah sistem Jakstranasda di ruang wijayakusuma, kantor Walikota Jakarta Barat, Kamis (11/10) pagi.
Menurutnya mengurangi volume sampah tidak melulu ditangani pemerintah, tapi bisa melibatkan pihak swasta, seperti pelaku usaha kuliner, retail, perkantoran, dan sebagainya. Mereka bisa mengelola sampah dengan membuat bank sampah. Hasil pemilahan sampah itu nantinya memiliki manfaat.
Untuk pengelolaan sampah rumah tangga, manfaat itu bisa diperoleh dari hasil menabung sampah di bank sampah. Sementara, sampah organik bisa diolah menjadi pupuk. "Melalui kegiatan ini penanganan sampah bisa dikelola dengan baik," paparnya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Fredy Setiawan menjelaskan, Pemkot Jakarta Barat akan bekerjasama dengan para pelaku usaha dalam mengelola produksi sampah. Terutama memilah sampah organik dan anorganik. Selain itu, mereka juga bisa membuat bank sampah yang nantinya terintregasi dengan sistem Jakstranasda.
Sekadar diketahui, Jakarta Barat memiliki bank sampah induk dan bank kompos induk yang berada di Rusun Kebersihan, Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat. "Kami juga telah mendata bank sampah unit yang dibangun pada tiap-tiap RW di Jakarta Barat. Jumlahnya kurang lebih 700 unit. Sementara omset bank sampah induk sudah mencapai kurang lebih Rp 3 miliar," ujarnya.
Rencananya Pemkot Jakarta Barat akan membuat percontohan kampung pemilah sampah pada masing-masing wilayah kelurahan di Jakarta Barat. Setiap rumah tangga nantinya akan mendapatkan dua kantong plastik sampah, yakni sampah organik dan anorganik. "Hasil pemilahan sampah itu disetor ke bank sampah unit, sebelum akhirnya dikirim ke bank sampah induk. Masyarakat nantinya mendapatkan manfaat dari kegiatan itu," paparnya.
Kepala Sudis Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto mengatakan, kegiatan ini mengacu pada peraturan presiden no 97 tahun 2017, tentang kebijakan dan strategi nasional daerah pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Sosialisasi ini diberikan dalam rangka menangani masalah sampah di Jakarta. Penanganan sampah yang terintegrasi, selain unsur pemerintah, juga melibatkan para pelaku usaha dan masyarakat. "Walikota akanmengeluarkan instruksi terkait penanganan sampah di wilayah Jakarta Barat. Diketahui produksi sampah di Jakarta Barat mencapai 1300 ton/hari. Untuk itu, perlu pengelolaan sampah yang baik melalui program bank sampah," paparnya. (why/aji)
20 Mei 2024