Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat akan membentuk relawan di 56 kelurahan yang bertugas memonitor lingkungan dari potensi terjadinya musibah kebakaran. Relawan dimaksud seperti balakar (barisan relawan kebakaran).
Sekretaris Kota (Seko) Jakarta Barat H Eldi Andi menjelaskan relawan ini unsurnya dari masyarakat setempat. Tentunya mereka telah dilatih dan mendapat berbagai bekal pengetahuan tentang penanganan dini terhadap kebakaran dari instansi terkait, yakni Dinas/Sudis Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat).
“Wali Kota Jakarta Barat menginginkan ada relawan yang tugasnya melakukan antisipasi dan penanggulangan dini kebakaran di tiap kelurahan, terutama di wilayah rawan kebakaran dan permukimannya padat penduduk,†ujar Seko didampingi Kasudis Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) Jakbar, Sugiono, saat petemuan wartawan dengan Camat Cengkareng Ahmad Faqih, di kantor wali kota, Rabu (20/3).
Menurutnya pembentukan balakar bisa diwujudkan dan di beberapa wilayah sudah terbentuk. Namun diharapkan lebih banyak lagi jumlahnya. Relawan ini nantinya yang aktif di wilayah dalam hal antisipasi dan penanggulangan kebakaran dini. Seperti juru pemantau jentik (jumantik) dalam menanggulangi penyakit demam berdarah dengue (DBD).
“Seperti jumatik yang ada di tiap RW-RT. Relawan kebakaran juga mestinya ada di tiap wilayah. Jadi, mereka ini bisa melakukan upaya-upaya antisipasi di lingkungannya, dengan rutin keliling dan memeriksa penggunaan atau instalasi listrik dan kompor gas di rumah warga," jelasnya. “Mereka kan warga setempat, jadi lebih mudah melakukan tugasnya karena dikenal masyarakat.â€
Sebagai garda terdepan di tengah masyarakat dalam penanggulangan dini musibah kebakaran, tambahnya, keberadaan balakar diharapkan bisa memicu warga lebih peduli terhadap kondisi rumah maupun lingkungan permukimannya. Sehingga hal-hal yang bisa menimbulkan potensi terjadinya kebakaran bisa diantisipasi. (Aji)
20 Mei 2024