Asri dan penuh warna. Itulah kesan pertama saat berkunjung di Asrama Kebersihan RW 04, Tegal Alur, Jakarta Barat. Suasana permukiman yang semula biasa-biasa saja, kini terlihat lebih terawat, bersih, dan indah.
Layaknya pelangi, hampir semua rumah dicat penuh warna. Ada rumah warna pink dengan pagar berwarna hijau. Tapi, ada juga rumah dengan paduan warna yang berbeda. Sehingga terlihat lebih serasi dan menarik.
"Mereka juga menata pekarangan rumah serta mewajibkan memiliki tanaman organik di pot," ujar Edy Mulyanto, Kepala Sudis Lingkungan Hidup Jakarta Barat, saat dikonfirmasi perihal penataan kampung pelangi organik di RW 04, Tegal Alur.
Meski tak merinci, namun Edi meminta kepada warga yang tinggal di Asrama Kebersihan untuk menyediakan sejumlah tanaman organik dan hias pada masing-masing rumah. Sementara, jenis tanamannya terserah masyarakat.
Menurut Edy, kampung pelangi organik dibuat lantaran tidak adanya lahan untuk menanam tanaman di permukiman Asrama Kebersihan. Sebagai alternatif, mereka secara swadaya bercocok tanaman organik di pot gantung.
Setiap rumah wajib memiliki tanaman organik, seperti tanaman cabai, cesim, bayam, dan sebagainya. Bisa juga menanam dengan tanaman hias. "Kalau pengecatan, seluruh rumah sudah dicat. Sementara pengadaan tanaman organik, kami akan bantu. Masyarakat juga diminta menanam tanaman organik pada pot," jelasnya.
Edy menambahkan, warga yang tinggal di permukiman RW 04 berjumlah 293 Kepala Keluarga. Bila setiap rumah terdapat lima tanaman organik dan hias, berarti terdapat 1465 tanaman pot gantung. Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat juga akan memberikan sosialisasi mengenai konsep tanaman hydroponik. (why/aji)
20 Mei 2024