Loket pendaftaran hunian DP 0 rupiah mulai diserbu masyarakat di lobi Gedung Blok B, kantor Walikota Jakarta Barat, Kamis (1/11) pagi. Mereka mulai antri untuk mendaftar dengan membawa sejumlah dokumen pribadi, diantaranya KTP, dan Kartu Keluarga.
Di hadapan mereka duduk sejumlah petugas Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, tengah sibuk menyeleksi sejumlah berkas yang masuk. Dan, tepat di belakangnya, terpampang spanduk bertuliskan Samawa (Solusi Rumah Warga).
Kepala Satlak Rumah Susun Dinas Perumahan dan kawasan permukiman DKI Jakarta, Moh. Ali mengatakan, loket pendaftaran hunian DP 0 rupiah dibuka selama 20 hari, terhitung 1-20 November 2018. Ini sebagai tahap awal.Bila nanti terjadi lonjakan permintaan, Dinas Perumahan dan kawasan permukiman DKI Jakarta, akan membuka tahap berikutnya.
Selain di Walikota Jakarta Barat, pembukaan loket pendaftaran DP 0 rupiah juga dilakukan pada wilayah lain di DKI Jakarta. Masyarakat tinggal mengisi formulir pendaftaran dengan membawa kelengkapan dokumen yang diperlukan.
"Pendirian loket pendaftaran ini dimaksudkan untuk menjangkau masyarakat secara langsung. Intinya, pendaftaran hunian DP 0 rupiah ini kan, melalui internet. Namun, bagi masyarakat menengah bawah yang tak terbiasa mendaftar melalui internet, bisa langsung mendaftar pada loket yang dibuka di masing-masing wilayah," tutur Fredi Setiawan, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Jakbar, saat ditemui wartawan, kemarin.
Berdasarkan pantauan, masyarakat mulai berdatangan sejak kali pertama loket pendaftaran hunian DP 0 Rupiah di Blok B, kantor Walikota Jakarta Barat. Mereka terlihat serius mengisi formulir pendaftaran disertai kelengkapan dokumennya.
Ani, warga Jakarta Barat, mengaku sempat ragu datang mengikuti proses pendaftaran hunian DP 0 Rupiah di kantor Walikota Jakarta Barat. Ia ragu lantaran faktor jarak rumah yang jauh. Namun rasa keraguan itu pupus setelah berunding dengan suami.
"Awalnya sih ragu-ragu karena kan jauh dari sini, suami kerja di Kota. Setelah melalui perundingan akhirnya memperbolehkan, habis gimana lagi mau bangun rumah di Jakarta sudah enggak ada tanahnya jadi ikut daftar ini," tutur wanita yang tengah hamil muda.
Beda dengan Ani, Fery mengaku, ingin memiliki hunian karena masih tinggal di Pondok Indah Mertua (PIM). Terlebih, ia sudah memiliki tanggungan. "Mau cari rumah sendiri biar enggak tinggal sama mertua kan enggak enak kelamaan. Terus juga karena anak sudah ada dua, jadi kepingin punya rumah. Mumpung enggak ada cicilan apa-apa juga, semoga saja bisa dapat nanti kalau emang rezeki," paparnya.
Sekadar diketahui, rusunami Kelapa Gading Village di Pondok Kelapa, Jakarta Timur akan dibangun 21 lantai dengan total 780 unit hunian. Terbagi dalam 3 tipe, yakni tipe studio 21, one bedroom tipe 24, dan two bedroom tipe 36. (why/aji)
20 Mei 2024