Keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkarya dan meraih prestasi. Bahkan, penyandang disabilitas juga dapat hidup mandiri melalui pemberdayaan wirausaha.
Demikian disampaikan Ketua komunitas Ibune Winsar, Dwi Handayatun, saat mengikuti Festival Disabilitas dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional di RPTRA Cempaka, Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat, kemarin.
Ia menyebutkan bahwa sebanyak 200 penyandang disabilitas yang tergabung di komunitas Ibune Winsar mendapatkan sejumlah pelatihan yang bertujuan agar mereka bisa mandiri. Kegiatan yang dimaksud diantaranya pelatihan menari, menyanyi, merangkai bando, membuat tempat pensil, pelatihan pembicaraan hingga UMKM.
Untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Dwi Handayatun menuturkan pihaknya telah melatih para pendamping dan penyandang disabilitas membuat usaha kuliner dan kerajinan.
"Pelatihan usaha kuliner telah dilakukan sejak covid tarsebut 2022, kami latih mereka membuat pempek, lemper dan sebagainya," ujarnya.
Ia menyebutkan, Komunitas Ibune Winsar telah memberdayakan sebanyak 20 pelaku UMKM. Meski begitu, mereka belum mengetahui cara memasarkan suatu produk usaha dalam upaya meningkatkan perekonomian.
"Kami belum mengetahui adanya pelatihan pengembangan usaha seperti itu. Kami hanya melatih membuat pempek dan lemper. Kalo ada pesanan baru dikirim," ujarnya.
Pun begitu, Dwi Handayatun berharap Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk lebih peduli kepada pelaku UMKM penyandang disabilitas binaan Komunitas Ibune Winsar. Sehingga nantinya mereka bisa mengikuti pelatihan-pelatihan kewirausahaan .
Dorongan kepedulian untuk UMKM penyandang disabilitas juga dikemukakan oleh Ketua DWP Jakarta Barat, Lisniawati.
"Jadi nantinya pelatihan-pelatihan mereka tidak hanya sampai di sini, kita usahakan ada kerjasama dengan suku dinas yang berhubungan dengan Jakpreneur. Mudah-mudahan mereka terus semangat, pelatihannya tidak hanya bikin 1 atau 2 kerajinan saja, tapi juga kerajinan lainnya," tuturnya.
Dirinya berharap Pemprov DKI Jakarta bersama mitra kerja dan organisasi perempuan untuk ikut memperhatikan keberlangsungan kehidupan para penyandang disabilitas. (why)