Dua wilayah kecamatandi Jakarta Barat, yakni Cengkareng dan Kalideres, menempati rangking pertama dan kedua kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi di Jakarta Barat, tahun 2018. Tingginya kasus DBD itu diduga karena kesadaran masyarakat akan kebersihan masih kurang serta minimnya pengetahuan terkait kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M (Menutup, Menguras dan Mengubur).
"Masih tinggi, wilayah Cengkareng dan Kalideres. Beberapa bulan lalu wilayah Grogol Petamburan, tapi kasusnya sudah mulai menurun," ujar dr Weningtyas Purnomorini, Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat, saat monitoring dan evaluasi (Monev) PSN dalam menanggulangi DBD di ruang pola, kantor wali kota, Kamis (29/11) pagi.
Menurutnya, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus dilakukan secara rutin setiap satu kali seminggu. Namun, itu harus dilandasi niat warga untuk berprilaku hidup bersih dan sehat. "Iya, jadi PSN-nya sudah bagus, kesadaran masyarakatnya kurang. Masyarakat harus sadar, tidak boleh ada tampungan air di mana tempat perindukan nyamuk kan terus kalau pun mau menampung air kurang dari lima hari sudah harus dibuang, disikat, supaya telur nyamuk tidak hinggap, terus tidak ada jentik," jelasnya.
Ia berharap masyarakat kooperatif terhadap kegiatan PSN yang rutin dilakukan para jumantik, setiap satu kali seminggu. Selain itu, masyarakat pun diminta ikut aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Sebelumnya, Sekretaris Kecamatan Kalideres, Endang P Handayani mengungkapkan ada tiga wilayah kelurahan dengan angka kasus DBD tertinggi, yakni Kelurahan Kalideres, Tegal Alur dan Pegadungan, terhitung medio Januari-November 2018. Kasus tertinggi DBD di wilayah Kelurahan Kalideres berada di lingkungan RW 13, 10 dan 11. Kasus DBD tertinggi di wilayah Kelurahan Pegadungan di lingkungan RW 05, 01 dan 011. Sementara kasus DBD tertinggi di wilayah Tegal Alur berada di lingkungan RW 01, 09, 03, 02 dan 10.
Bila diberi peringkat wilayah kelurahan dengan kasus DBD tertinggi, peringkat I wilayah Kelurahan Pegadungan (41 kasus DBD), peringkat 2 Kelurahan Kamal (26 kasus DBD), dan peringkat 3 Kelurahan Tegal Alur (48 kasus DBD). "Peringkat kasus DBD dihitung dari perbandingan kasus dan jumlah penduduk," jelasnya. (why/aji)
20 Mei 2024