Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah Jakarta Barat terus digencarkan untuk menangani penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tujuh tatanan menjadi target sasaran PSN 3M plus.
Yakni, permukiman, tempat kerja, tempat pengelolaan makanan, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat-tempat umum, dan sarana olahraga. Untuk tatanan institusi pendidikan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat melibatkan juru pemantau jentik (jumantik) cilik atau siswa sebagai penggerak PSN di lingkungan sekolah.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat, Weningtyas Purnomo Rini, menjelaskan peran jumatik cilik perlu diaktifkan kembali mengingat penderita DBD dari usia sekolah jumlahnya telah mencapai sekitar 50 persen dari total korban DBD di Jakarta Barat.
“Jumlah penderita DBD di Jakarta Barat 50 persenya adalah anak usia sekolah. Kegiatan gerebek PSN di tatanan pendidikan tujuannya untuk menggerakan dan mengaktifkan kembali PSN di sekolah, sebagai bagian dari tujuh tatanan yang harus dilakukan pengendalian DBD,†ujar Weningtyas, Jumat (8/2). Dalam hal ini pihaknya bekerjasama dengan Sudis Pendidikan.
Nantinya, para siswa atau jumantik cilik akan diberikan pelatihan dan pembekalan terlebih dahulu dari tenaga medis puskemas. "Jumantik cilik atau jumantik sekolah dilatih oleh petugas dari puskesmas. Pihak puskesmas akan melakukan pembinaan kepada jumantik sekolah dan guru," jelasnya.
Selanjutnya, hasil pemantauan jentik setiap minggu laporannya akan dikirim ke puskesmas untuk dievaluasi dan monitoring oleh puskesmas dan jumantik RT, lurah dan camat. Ia optimistis keberadaan jumantik cilik di setiap sekolah efektik dalam memutus perkembangbiakan nyamuk.
Kasus DBD di Jakarta Barat saat ini masih tinggi. Sebelumnya, berdasarkan data Sudis Kesehatan Jakbar, sejak 1 Januari hingga 4 Februari 2019 saja telah mencapai 237 kasus. Dua kecamatan, yakni Kalideres dan Cengkareng menduduki peringkat pertama dan kedua (111 kasus dan 67 kasus).
Adapun hasil pemantauan jentik di tatanan sekolah wilayah Kecamatan Kalideres pada pemeriksaan tanggal 25 Januari 2019, tercatat dari 162 sekolah yang dipantau sebanyak 68 sekolah di antaranya ada jentik. Sedang di wilayah Kecamatan Cengkareng dari 64 sekolah yang dipantau, ditemukan jentik di 15 sekolah. (Aji)
20 Mei 2024