Kawasan Rawa Belong, identik dengan pusat penjualan aneka bunga di Jakarta. Namun menjelang perayaan Imlek, kawasan ini "dibanjiri" pedagang musiman ikan bandeng. Mereka berharap untung besar (tungsar) meski pasokan ikan terbatas pasca banjir dan rob.
"Saya sudah 12 tahun berjualan musiman ikan bandeng jelang Imlek di kawasan Rawa Belong ini. Untungnya lumayan, dah buat makan anak istri," tutur Muslih (56) pedagang ikan bandeng yang menggelar lapaknya di pinggiran jalan, di kawasan Rawa Belong, Rabu (22/1).
Menurutnya, peluang emas berjualan ikan bandeng jelang imlek yang membuatnya beralih profesi sementara sebagai pekerja kontrak. Bermodalkan uang Rp 15 juta, ia belanjakan ikan bandeng di Muara Karang, Jakarta Utara.
Sayangnya, pasokan ikan bandeng terbatas pasca banjir dan rob di Muara Karang. Hal ini yang menyebabkan harga ikan bandeng merangkak naik. Sebaliknya, permintaan pasar ikan bandeng jelang Imlek, biasanya meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Muslih harus merogoh kocek uang senilai Rp300 ribu/hari untuk membeli enam es balok. Sedangkan modal ikan bandeng dari Muara Karang mulai Rp 40.000/kg dan dijual sekitar Rp60.000-Rp70.000/kg. Adapun keuntungan bersih berkisar Rp 1 juta hingga Rp2 juta lebih.
Ikan bandeng yang dijajakan bervariasi. Mulai dari harga yang standar hingga dibandrol ratusan ribu untuk ikan bandeng jumbo. Misalnya, ikan bandeng jumbo seberat 9 kg dijual Rp 500 ribu, sedangkan ikan bandeng seberat 10 kg dijual Rp 600 ribu. "Harini enam ikan bandeng jumbo terjual. Tinggal dua ekor lagi, ini pun sudah pesanan pelanggan," jelas Muslih yang akan mengakhiri berdagang ikan bandeng pada Jumat (24/1/2020).
Bagi kaum Tionghoa, ikan bandeng merupakan bagian tradisi ritual saat perayaan tahun baru China. Ikan bandeng melambangkan pelicin bisnis serta selalu membawa keberuntungan. (why)
20 Mei 2024