Pemerintah Kota Jakarta Barat mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up (MCU) satu tahun sekali guna cegah serangan jantung.
"Melalui UPT Pusat Pelayan Kesehatan Pegawai dilakukan 'medical check up' untuk yang berisiko terkena penyakit jantung," tutur Kasudis Kesehatan, Jakarta Barat, Erizon Safari, Senin (10/10).
Erizon melanjutkan, pemeriksaan kesehatan tak hanya buat ASN yang memiliki resiko terkena serangan jantung, tapi juga ASN yang berusia 40 tahun ke atas dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan.
Terkait serangan jantung, Erizon menyebut ada sejumlah faktor penyebab. Satu diantaranya, pola makan yang tidak sehat serta istirahat yang tidak teratur. Selain itu, olahraga yang tidak teratur juga memicu seseorang terkena serangan jantung dan diabetes melitus.
"Kita anjurkan untuk gerakan hidup sehat. Di situ kita dianjurkan olahraga rutin, makan yang sehat, istirahat yang cukup untuk mengurangi stres atau manajemen stres," katanya.
Selain menjaga pola makan, lanjut Erizon, pemeriksaan kesehatan rutin juga dianjurkan agar seluruh ASN mengetahui kondisi fisiknya. Dengan upaya tersebut, dia berharap seluruh pegawai di jajaran Kota Administrasi Jakarta Barat bisa terhindar dari penyakit jantung.
Penderita penyakit jantung paling banyak terjadi pada ASN, yaitu pegawai pemerintahan, TNI-Polri dan pegawai BUMN serta BUMD dengan prevalensi sebanyak 2,7 persen.
Kesimpulan itu berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 yang dikutip dari Kementerian Kesehatan, Minggu, yang menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia, yaitu sebesar 1,5 persen dari total penduduk.
Penelitian tersebut juga menunjukkan penderita penyakit jantung koroner berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi terjadi pada perempuan, yaitu 1,6 persen dibandingkan laki-laki 1,3 persen.Selain itu, masyarakat kota juga cenderung lebih banyak terserang penyakit jantung dengan prevalensi 1,6 persen dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3 persen. (why)