Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Administrasi Jakarta Barat mengadakan kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) untuk layanan Voluntary Councelling and Testing (VCT) atau pengujian tes HIV bagi ketua RW se Jakarta Barat, di ruang MH Thamrin, gedung B kantor wali kota, Rabu (20/7).
Kegiatan yang diikuti sekitar 584 ketua/pengurus RW itu dibuka Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Jakarta Barat HM Andi. Menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain dari KPA nasional dengan materi Stigma dan Diskriminasi, KPA DKI (HIV dan AIDS) dan Sudin Kesehatan Jakbar (Layanan HIV dan AIDS).
Sekretaris KPA Kota Administrasi Jakarta Barat, H Sukarno, menjelaskan kegiatan KIE untuk layanan VCT bagi ketua RW merupakan program prioritas dalam penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) di wilayah Jakarta Barat.
“Tujuan kegiatan ini untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS bagi ketua RW, para kepala SKPD/UKPD,” ujar H Sukarno. Kegiatan tersebut mengusung tema “Dengan pengetahuan tentang HIV dan AIDS hilangkan stigma dan diskriminasi di masyarakat”.
Sementara itu, pada sambutannya Askesra HM Andi mengatakan Jakarta Barat telah ditetapkan untuk beberapa kegiatan percontohan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS, yakni Getting to Zerro, Learning Site HIV dan AIDS, LKB Sufa dan Fast Track Ending Epidemi AIDS tahun 2020. “Kegiatan kegiatan tersebut menyebabkan Jakarta Barat sering dijadikan sebagai kota untuk studi banding bagi kota lain di Indonesia maupun kota tingkat Asean,” ujarnya.
Lebih lanjut diungkapkan, sejak tahun 1995 hingga saat ini kasus HIV dan AIDS di Jakarta Barat terus meningkat, baik kasus lama maupun baru termasuk pencegahan penularan dari ibu ke bayi/anak (PPIA) maupun TB-HIV. “Hal ini disebabkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS masih kalah cepat dibandingkan dengan laju penambahan kasus yang terjadi termasuk semakin tingginya biaya penanggulangan,” kata Andi.
Sebagai kota dengan kategori epidemi terkonsentrasi, sambungnya, sudah selayaknya upaya pencegahan dan pengobatan harus dijalankan secara simultan sehingga mampu mengendalikan epidemi. Selain itu, sebagai bagian dalam penguatan sistem kesehatan, penanggulangan AIDS harus terus menerus diupayakan,” pungkasnya. (why/aji)
20 Mei 2024