Dalam upaya memenuhi kebutuhan minyak goreng warga Jakarta, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta PT Food Station bersinergi dengan PT Borneo Mitra Bersama Sejati dan PT Binamas Karya Fausta memproduksi massal Minyakita. Produksi minyakita mencapai 11 juta/bulan.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, kebutuhan minyak goreng warga Jakarta sekitar 11 juta liter/bulan. Kalau untuk wilayah Jabodetabek, kurang lebih membutuhkan 24 juta liter per setiap bulannya.
“Maka itu harapannya, produksi kami bersama mitra yang sebanyak 3,3 juta liter per bulan, setidaknya kami dapat mencukupi kebutuhan masyarakat kurang lebih 15 persen minyak goreng kemasan sederhana Minyakita untuk warga Jakarta,” tutur Pamrihadi, usai peluncuran perdana produksi minyakita di Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Dengan produksi itu, dia berharap, pihaknya bersama mitra dapat membantu menjaga pasokan minyak goreng sekaligus menstabilkan harga. Dia mengatakan, saat ini isu minyak goreng kemasan sederhana kadang kala pasokannya tidak lancar.
“Maka dari itu, kita hadir di sini untuk memperlancar proses suplainya dengan kapasitas total produksi 208.000 liter per jam. Kemudian harga-harga di wilayah lain kadangkala masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Nantinya Food Station bersama mitra akan menjual Minyakita itu, disalurkan oleh distributor dikisaran harga Rp13.000 hingga Rp13.500, meskipun HET-nya Rp14.000. Artinya distributor yang merupakan mitra Food Station masih menjual Minyakita dengan harga yang jauh di bawah HET,” paparnya.
Maka itu, dia berharap, Minyakita dengan kemasan sederhana ini dapat sampai ke tangan masyarakat dengan harga yang tidak melebihi HET.
“Jadi harapannya Minyakita yang sampai di masyarakat harganya tidak lebih dari HET," terangnya.
Pihaknya mengatakan, sementara ini pendistribusian Minyakita masih fokus di pasar non modern. Karena pasar modern belum membuka ruang untuk menjual produk Minyakita atau minyak kemasan sederhana.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya mempunyai wewenang untuk pengawasan produksi Minyakita, mulai dari QC masuk dan keluar.
"Misalnya barang yang masuk dipastikan kualitasnya bersih dan higienis, sementara barang yang keluar tidak ada kebocoran," pungkasnya. (why)