Volume sampah Jakarta Barat yang dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, mulai berkurang. Itu karena adanya peningkatan volume sampah anorganik yang dipilah masyarakat serta meningkatnya jumlah bank sampah unit.
Kepala Sudis Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto mengatakan, sampah yang dipilah warga selanjutnya dijual melalui bank sampah unit. Berdasarkan data, Bank Sampah Induk Jakarta Barat menerima sampah yang dipilah sekitar 820 ton dari total volume 1500 ton/hari.
Jumlah sampah yang dipilah itu dihasilkan dari 775 bank sampah unit yang tersebar di delapan kecamatan di wilayah Jakarta Barat. "Total nasabah dari 775 bank sampah unit di Jakarta Barat hingga saat ini tercatat sebanyak 336.000 warga," ujarnya.
Bila dilihat dari omset, lanjutnya Edi, omset bank sampah induk sejak Januari hingga 2018 sebesar Rp 2,6 miliar. Total keseluruhan omset, sejak kali pertama launching Bank sampah Induk, yakni Agustus 2017 hingga Agustus 2018, sudah mencapai Rp 4,1 miliar.
Untuk kelancaran pengiriman sampah anorganik, Sudis Lingkungan Hidup Jakarta Barat telah menyiagakan sekitar 15 truk khusus mengangkut sampah anorganik. Truk sampah berwarna hijau itu beroperasi mengangkut sampah di 775 BSU di delapan kecamatan di Jakarta Barat.
"Kami optimis BSU di Jakarta Barat terus bertambah di masa mendatang dan kesadaran warga untuk memilah sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomis terus bergema sehingga pembuangan ke TPA Bantargebang bisa dikurangi secara maksimal," tambahnya. (why/aji)
20 Mei 2024