Buang air besar sembarangan tidak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tapi berdampak timbulnya penyakit. Satu diantaranya penyakit pada pencernaan.
"Bila air sudah tercemar, tentu saja berpengaruh terhadap pencernaan kita yang menjadi kurang baik. Bisa menimbulkan penyakit infeksi pencernaan," papar dr. Weningtyas Purnomorini, Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat, di sela-sela melakukan kegiatan verifikasi stop buang air besar (BAB) sembarangan di RPTRA Joglo, Jumat (16/11) pagi.
Menurutnya, penyakit yang ditimbulkan bukan saja menyerang sistem pencernaan, tapi juga penyakit lainnya. Lebih parah lagi bila masalah ini menimpa balita. Sebagai upaya pencegahan, Sudis Kesehatan Jakbar terus melakukan sosialisasi ke setiap wilayah kelurahan agar stop BAB sembarangan."Semuanya kami sosialisaikan. Jadi kami betul-betul aktif di tahun 2017 dan 2018, mulai dua tahun ini kami bergerak," ujarnya.
Berdasarkan data Sudin Kesehatan Jakarta Barat, menyebutkan ada tiga wilayah di Jakarta Barat yang telah mendeklarasikan bebas dari BAB sembarangan tahun 2017. Ketiga wilayah itu adalah Kelurahan Pekojan, Sukabumi Utara dan Duri Utara. Pemkot Jakarta Barat menargetkan empat kelurahan lain untuk mendeklarasikan bebas buang air besar sembarangan. Keempat kelurahan itu adalah Kalideres, Tanjung Duren Selatan, Meruya Selatan dan Joglo.
"Kita juga akan mensosialisasikan hal yang sama di setiap kelurahan. Nantinya yang belum sempat dilakukan verifikasi tahun ini, kita mulai pada tahun 2019," kata Weningtyas.(why/aji)
20 Mei 2024