Kurang lebih 96,3 persen dari 523.000 kepala keluarga (KK) di Jakarta Barat yang memiliki septitank. Sisanya, 4,7 persen belum memiliki akses Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
"Sekarang ada 523.000 lebih KK di Jakarta Barat, dari 523.000 KK ini 96,3 persen sudah bisa mengakses STBM, artinya tinggal sekitar 4,7 persen lagi warga yang belum mengakses STBM," ujar Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko, saat dikonfirmasi kegiatan Jumat berfaedah, Jumat (24/2) kemarin.
Menurutnya, pihaknya meminta kepada instansi terkait melakukan pembangunan tangki septitank komunal secara gratis pada permukiman yang masih berpredikat "Open Defecation" melalui program "Jumat Berfaedah".
Sedangkan Open Defecation Free (ODF) disematkan pada wilayah yang warganya telah menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), diantaranya memiliki septitank.
Program pembangunan septitank dapat membantu masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih. Sehingga terhindar dari kemungkinan stunting atau tengkes.
"Nantinya warga tidak lagi BAB yang salurannya tidak lagi dibuang ke kali, yang menyebabkan lingkungan kotor," paparnya.
Tidak hanya memberi tangki septik gratis, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat juga akan melakukan sosialisasi secara maksimal tentang tata cara pola hidup sehat.
Sejauh ini, tercatat ada 13 kelurahan yang sudah mendapatkan gelar ODF di Jakarta Barat. Jumlah ini diklaim Yani sebagai yang terbanyak di antara wilayah DKI yang lain. 13 kelurahan tersebut adalah Pekojan, Duri Utara, Sukabumi Selatan, Tanjung Duren Selatan, Meruya Selatan, Joglo, Tamansari, Kalideres, Roa Malaka, Srengseng, Tanjung Duren Utara, Pegadungan dan Meruya Utara.
Melalui program ini, Yani berharap angka tengkes Jakarta Barat bisa menurun sehingga tumbuh kembangkan anak sehat dan cerdas.
"Dengan lingkungan bersih dan sehat Insya Allah ibu hamil, balita dan sebagainya terhindar dari stunting," pungkasnya. (why)