Sebanyak 454.137 ton sampah diangkut dari Jakarta Barat ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Kota Bekasi, sejak Januari hingga Oktober 2022.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Barat, Slamet Riyadi mengatakan, sampah yang diangkut terdiri atas sampah rumah tangga hingga sampah yang ditemukan di tempat umum seperti kawasan wisata dan lainnya.
"Berdasarkan data sampai Oktober 2022, rata rata per bulan beratan sampahnya mencapai 40.000 ton," ujarnya, Kamis (15/12).
Slamet mengungkapkan, sepanjang 2022 terjadi penurunan jumlah sampah secara drastis di beberapa bulan tertentu, salah satunya bulan Mei. Di bulan itu jumlah sampah yang terkumpul mencapai 41.638 ton.
Angka tersebut meningkat drastis dibanding bulan Maret-April yakni 46.540 ton dan 49.530 ton. Menurut Slamet, penurunan terjadi karena bulan Mei bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Saat itu warga umumnya pulang kampung sehingga produksi sampah di permukiman berkurang. Bulan berikutnya, sambung Slamet, jumlah sampah kembali beranjak hingga mencapai 48.553 ton pada bulan Oktober.
Untuk mengurangi jumlah sampah di setiap kecamatan, pihaknya telah berupaya menggerakan jajaran di wilayah untuk memanfaatkan sampah menjadi barang layak pakai seperti pupuk hingga pestisida. Beberapa sampah plastik juga didaur ulang untuk dijadikan sebagai bahan kerajinan tangan.
Lanjut Slamet, ada juga beberapa sampah yang disulap menjadi sabun. Dia berharap dengan upaya tersebut, sampah di wilayah Jakarta Barat bisa berkurang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebelumnya, di Jakarta Barat ada 265 RW yang dijadikan wilayah percontohan pengolahan sampah. Nantinya warga di lingkungan 265 RW tersebut akan dididik untuk memilah sampah jenis organik dan anorganik. Sampah non organik disalurkan ke bank sampah sehingga bisa menghasilkan uang dan sampah organik diolah menjadi kompos-pupuk.
"Ada 265 RW yang menjadi percontohan untuk melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah di tingkat RW. Itu kolaborasi dengan lurah, camat, RW," katanya. (Aji)