Sebanyak 100 pelajar SMA/K se-Jakarta Barat mengikuti dialog interaktif pencegahan tawuran pelajar yang berlangsung di Ruang Ali Sadikin, Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Selasa (22/10).
Mewakili Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, Asisten Pemerintahan, Firmanudin Ibrahim mengatakan bahwa tawuran pelajar merupakan masalah serius yang dapat merugikan negara dan individu. Tawuran dapat menyebabkan korban jiwa, salah sasaran serta mengganggu keharmonisan hubungan antara siswa di sekolah.
"Banyak faktor yang mempengaruhi tawuran pelajar dan sudah memakan korban jiwa," tutur Firmanudin.
Dikatakan Firmanudin, Pemprov DKI Jakarta memiliki anggaran yang cukup besar untuk jaring pengaman sosial bagi warga DKI Jakarta. Jaring pengaman sosial itu meliputi berbagai bentuk bantuan sosial (bansos), salah satu diantaranya program bantuan pendidikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Mahasiswa Unggul (KJMU).
"Untuk itu, kita perlu bersyukur. Beruntung siswa Jakarta karena mendapatkan kemudahan dan fasilitas pendidikan dari Pemprov DKI, berupa KJP, KJMU kemudian KJS. Namun, pemerintah DKI Jakarta akan mencabut fasilitas itu bila terbukti tawuran, narkoba, judi online dan sebagainya," tuturnya.
Kepala Suban Kesbangpol Jakarta Barat, Muh. Matsani mengatakan dialog interaktif pencegahan tawuran diikuti sebanyak 100 siswa perwakilan dari 20 SMA/K di Jakarta Barat.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang bahaya dampak tawuran di wilayah Jakarta Barat.
"Tujuannya, mengurangi perilaku aksi tawuran di Kota Jakarta Barat, sehingga membuat suasana kota Jakarta menjadi aman dan kondusif," ujarnya.
Dialog interaktif pencegahan tawuran diisi dengan penandatanganan deklarasi ikrar anti narkoba oleh sejumlah siswa sekolah serta pembekalan materi dari sejumlah narasumber, diantaranya, Strategu pencegahan tawuran oleh Kasat Binmas Polres Jakarta Barat, Kompol Agung Nugroho dan Analisa faktor prilaku tawuran oleh dosen Univ. Mercu Buana, Eko Budiman. (why)