Warga lingkungan RW 09 Kelurahan Kota Bambu Selatan (KBS) Kecamatan Palmerah Jakarta Barat meminta lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Kota Bambu Selatan ditata.
Mereka menilai keberadaan PKL di samping RS Harapan Kita dan Dharmais itu mengganggu ketertiban umum dan semrawut. Selain itu, lapak PKl berada di atas saluran air. Warga khawatir saat hujan deras akan terjadi genangan karena saluran tertutup. Warga berharap kawasan tersebut dijadikan lokasi sementara (loksem).
Camat Palmerah Zeri Ronazy, mengatakan pihaknya juga telah menindaklanjuti aspirasi tersebut. "Hingga saat ini kami masih menunggu instruksi wal ikota. Jika nantinya diizinkan, akan dilakukan penataan. Tapi, bila tidak diizinkan akan dilakukan penertiban dengan mengerahkan tim gabungan," jelasnya kepada wartawan, Senin (22/1).
Lebih lanjut dikatakan, keberadaan lapak PKL yang berdiri di atas saluran air Jalan Jalan Kota Bambu Selatan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. "Banyak warga mengeluhkan keberadaan PKL liar karena menimbulkan kesemrawutan. Tapi, ada pula aspirasi yang meminta dilakukan penataan. Kedua aspirasi ini telah ditindaklanjuti," katanya.
Diungkapkan, pengaduan warga yang mengeluhkan keberadaan PKL liar telah ditindaklanjuti ke tingkat kota. "Sesuai kewenangan, penertiban PKL di atas 50 lapak berada di tingkat kota," ujarnya. “semua aspirasi warga terkait PKL di kawasan itu telah kita sampaikan ke tingkat kota.â€
Sementara itu terkait antisipasi ngenangan, menurutnya pemeriksaan tali air di kawasan tersebut secara rutin dilakukan, terutama saat hujan deras. "Jadi, saat hujan deras turun, air cepat mengalir masuk ke saluran. Pedagang juga diimbau tidak membuang sampah ke dalam saluran," katanya. (why/aji)
20 Mei 2024