Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Effendi  melepas sebanyak 341 petugas pendata dan pendamping sosial pemuktahiran data Basis Data Terpadu (BDT) tahun 2019 di halaman kantor Walikota Jakarta Barat, Jumat (19/7) pagi.
Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Effendi  mengatakan, 341 petugas pendata dan pendamping sosial ini akan melakukan pemuktahiran data BDT tahun 2019. Mereka akan mendata sebanyak 75.142 rumah tangga yang masuk dalam kategori miskin atau tidak mampu pada 56 kelurahan di Jakarta Barat.
Pemuktahiran data akan berlangsung selama 18 hari,mulai 19 Juli hingga 13 Agustus 2019. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang valid, reliable, dan akuntabel.  "Pemutakhiran data akan berlangsung hingga tanggal 13 Agustus mendatang dengan tujuan pemerintah dapat menyalurkan berbagai  bantuan sosial secara tepat sasaran," ujar Rustam.

Untuk memperlancar tugas pendata dan pendamping sosial, Rustam meminta kepada jajarannya di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk membantu petugas saat melakukan pemuktahiran data di masyarakat. 

Ia  juga mengimbau kepada petugas agar melaksanakan tugas secara objektif dan seoptimal mungkin. “Sebelum turun ke lapangan lakukan kordinasi dengan lurah, RW dan RT serta melakukan komunikasi dengan jajaran terkait apabila terjadi kendala di lapangan,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Irmansyah mengatakan, pemutakhiran  data BDT di  Jakarta Barat, adalah yang kelima dilakukan di wilayah  DKI  Jakarta. Sebelumnya pemutahiran data telah berlangsung digelar di Jakarta Timur, Utara, Pusat, dan Selatan.

"Setelah dari Jakarta Barat, kami melanjutkan pemutakhiran data di Kabupaten Kepulauan Seribu. Nantinya data yang telah dimutakhirkan akan dimasukkan dalam aplikasi sistem informasi  kesejahteraan sosial New Generation berbasis android," jelasnya.
Ia menambahkan, total data BDT di Jakarta Barat tahun 2019 yang akan dimutakhirkan sebanyak 75.142 RT. "Hasil pemutahiran data BDT 2019 digunakan untuk penyaluran bantuan dari pemerintah tahun 2020 mendatang," tambahnya. (why)