Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Barat melaksanakan kegiatan fasilitas audit stunting di Ruang Soewiryo, Gedung B, kantor Wali Kota, Selasa (26/11). Kegiatan ini diikuti perwakilan camat dan lurah, serta puskesmas kecamatan khususnya pada lokasi fokus (lokus) stunting, dan PKK.
Kepala Sudis PPAPP Jakarta Barat, Noer Subchan mengatakan stunting bukanlah sekadar masalah gagal tumbuh, tapi lebih dari itu karena stunting merupakan hasil dari tidak kuatnya asupan gizi yang berkepanjangan atau penyakit infeksi yang kronis berdampak jangka panjang yang dapat memengaruhi kualitas SDM.
Noer Subchan melanjutkan kegiatan ini bertujuan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan kasus serupa. Melalui penguatan deteksi dini diserta intervensi spesifik dan sensitif, stunting dapat dicegah dengan dukungan semua program dan sektor mitra yang berkomitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Dengan Audit diharapkan menjadi pembelajaran untuk penguatan dan konvergensi program serta memastikan intervensi spesifik dan sensitif sampai pada sasaran," jelasnya.
Diketahui, untuk wilayah Jakarta Barat, angka prevelansi stunting menurun 15,2% pada tahun 2022, dari tahun sebelumnya 17,6% pada tahun 2021.
"Dengan demikian perlu komitmen dan upaya yang berkelanjutan untuk dapat menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024," tambahnya.
Kegiatan fasilitas audit kasus stunting diisi dengan penyampaian materi dari sejumlah narasumber yakni dr Herwanto, dari Universitas Tarumanegara, dan dr Syarifah Chairano dari Rumah Sakit Hermina. (why)