Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menggelar sosialisasi pencegahan dan penanggulangan masalah kurang gizi kronis atau stunting di ruang Soewiryo, Blok B, kantor Walikota Jakarta Barat, Selasa (28/8) pagi. Acara ini dihadiri perwakilan anggota PKK Kelurahan dan kecamatan.
Menurut Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat, Weningtyas Purnomorini, masalah kurang gizi kronis ini tidak semata-mata menjadi tugas dan kewenangan Sudis Kesehatan. Penanganan lebih komprehensif dengan melibatkan lintas sektor dan program.
Secara prosentase, Sudis Kesehatan Jakarta Barat mampu menangani masalah gizi ini sekitar 30 persen. "Intervensi dalam penanganan gizi terbagi menjadi dua, yakni secara spesifik sekitar 30 persen menjadi tanggung jawab kami, sedangkan 70 persen yang bersifat lebih sensitif ditangani lintas sektor dan program," tuturnya.
Lebih lanjut, Weningtyas menjelaskan, lintas sektor yang dilibatkan dalam penanganan masalah kurang gizi kronis ini diantaranya, lurah, camat, RT, RW, hingga anggota PKK yang selama ini selalu mendukung program kesehatan Sudis Kesehatan Jakarta Barat.
Lintas sektoral lainnya yang dilibatkan adalah Sudis Perumahan dan PPAPP Jakarta Barat. "Sehingga penanganan stunting di masyarakat dilakukan secara menyeluruh. Namun perlu adanya optimalisasi lagi serta target kinerja yang dicapai harus jelas, termasuk menyusun strategi ke depan," jelasnya.
Dalam menangani masalah stunting, Sudis Kesehatan Jakbar telah berupaya melakukan intervensi dalam permasalahan gizi anak di delapan kecamatan. Bahkan, petugas kesehatan melakukan jemput bola ke rumah-rumah warga. "Kami memiliki data by name by address, balita yang mengalami gizi stunting dan penanganan kesehatan yang dilakukan," tambahnya. (why/aji)
20 Mei 2024