Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat menggelar sosialisasi pengolahan limbah pakaian tak layak menjadi bermanfaat pada 60 siswa di SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Selasa (25/2).
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Barat, Ahmad Hariadi mengatakan bahwa limbah tekstil sangat berdampak buruk pada lingkungan. Terlebih dengan adanya fast fashion atau pakaian yang diproduksi secara masif, dijual murah, dan terus berganti mengikuti trend.
Untuk mengurangi limbah tekstil tersebut, Sudis LH Jakarta Barat berkolaborasi dengan Eco Touch melakukan sosialisasi terkait pengolahan limbah pakaian tak layak pakai untuk didaur ulang dan dimanfaatkan kembali.
"Kami berterimakasih dan mendukung penuh program pengolahan limbah pakaian bekas di wilayah Jakarta Barat. Selama ini limbah itu selalu berakhir di TPA Bantargebang. Kini melalui sosilisi Eco Touch, pakaian tak layak pakai dapat didaur ulang dan dimanfaatkan lagi," jelasnya.
Lebih lanjut Ahmad Hariadi menuturkan, sosialisasi ini dilakukan agar dapat menginspirasi sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para siswa dan tenaga pendidikan, tentang pentingnya mengolah pakaian tak layak pakai agar tidak berakhir di tempat pembuangan sampah. Sehingga tidak berdampak pada lingkungan.
Di tempat yang sama, Raissa, dari Eco Touch menyampaikan tahapan mengolah limbah pakaian bekas, mulai dari proses sortir (pemilihan) hingga daur ulang menjadi produk memiliki nilai manfaat.
"Setelah pakaian dikumpulkan, kami sortir berdasarkan bahan. Katun bisa diolah kembali, sedangkan polyester tidak. Setelah itu, pakaian yang dapat diolah masuk ke proses segregasi, yakni pencopotan aksesoris seperti kancing, resleting, renda, dan busa. Setelah hanya tersisa kain, kami potong menjadi perca ukuran 10x10 cm, lalu masuk ke mesin pencacah menjadi shodi yang menyerupai kapas," jelasnya.
"Kami juga memproduksi merchandise seperti tas, tempat pensil dari lembaran limbah tekstil," sambungnya.
Sementara itu, Kepala SDN 01 Tanjung Duren Selatan, Aminah menyambut baik dan mendukung kegiatan pengolahan limbah pakaian tak layak. Ia berharap, melalui sosialisasi ini, para siswa dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pengelolaan limbah pakaian bekas dan dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan
"Kami tidak mewajibkan siswa untuk mengumpulkan dalam jumlah tertentu setiap hari atau minggu, karena kondisi ekonomi setiap siswa berbeda. Namun, kami menyediakan wadah bagi siswa dan tenaga pendidik yang ingin menyumbangkan pakaian bekas mereka. Kami juga telah terbiasa mengumpulkan limbah anorganik lain seperti botol plastik bekas jajanan siswa, yang nantinya dapat diolah kembali oleh Sudin LH," pungkas Aminah. (One/why)