Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Wali Kota Jakart Barat, Iin Mutmainnah dan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) DKI Jakarta, Widyastuti menghadiri seremonial Pencanangan (Kick Off) Pemberian Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) tingkat Provinsi DKI Jakarta, di Puskesmas Kecamatan Kembangan, Senin (12/9) siang.
Kegiatan yang serentak digelar di DKI itu juga dihadiri Kasudiskes Jakbar, Erizon Safari beserta para kepala puskesmas setempat, Camat Kembangan, Joko Suparno dan jajaran serta unsur tiga pilar. Mulai hari ini, pemberian PCV menjadi program imunisasi rutin dari pemerintah secara gratis.
Diberikan untuk anak usia dua bulan (kelahiran 13 Juni 2022 atau lebih muda) sebagai suntikan pertama. Selanjutnya diberikan total sebanyak 3 kali saat berusia 2, 3 dan 12 bulan. PCV bisa didapatkan di seluruh Puskesmas, posyandu, dan fasilitas kesehatan yang ditunjuk di seluruh DKI.
Plt Wakil Wali Kota Jakbar, Iin Mutmainnah mengatakan, pemberian imunisasi PCV tentu dilatarbelakangi kasus serta data yang ada bahwa penyakit pneumonia atau radang paru menjadi penyakit yang menyebabkan kematian cukup tinggi. Ini lah salah satu alasan yang membuat pemerintah harus memberikan peningkatan daya tahan tubuh kepada seluruh anak di Indonesia.
“Untuk itu, kita sebagai pemrintah harus mendukung program ini. Saya atas nama Wali Kota dan Pemkot Jakarta Barat menyampaikan salam hormat dan apresiasi kepada seluruh kinerja Dinkes DKI terkait kegiatan ini. Harapannya, pelaksanaan berjalan baik dan sukses,” tutur Iin. Pada kesempatan tersebut, secara simbolis ada sekitar 20 bayi yang disuntik imunisasi PCV.
Sementara itu, Kadiskes DKI, Widyastuti, menjelaskan pemberian imunisasi PCV merupakan program yang telah dicanangkan Menteri Kesehatan secara nasional, akan diberikan sebagai antigen baru melengkapi yang sudah ada sebelumnya.
“Diberikan pada bayi usia 2, 3 dan 12 bulan. Tujuannya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia. Karena salah satu angka kesakitan dan kematian pada bayi, terutama disebabkan pneumonia. Sehingga melalui intervensi vaksinasi ini harapannya mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya menurunkan angka kesakitan pada bayi dan balita,” jelasnya.
Lebih lanjut Widyastuti mengungkapkan, sebagai vaksin PCV sudah lama ada, namun menjadi program gratis secara luas oleh pemerintah baru dimulai hari ini. Tapi sebelumnya ada inisiasi percontohan di sejumlah daerah lain sejak 2017, dan akhirnya saat ini sudah menjadi program.
“Jadi, kalau dulu warga kita yang akan menyuntikan vaksinasi pneumonia harus membayar secara mandiri. Tetapi saat ini pemerintah sudah betul-betul komitmen meningkatkan upaya preventif salah satunya dengan penambahan antigen pada program imunisasi nasional,” ujar Widyastuti.
“Sasaran kita ini ada 56.400-an bayi yang ada diberikan vaksinasi. Tentu kita berbicara target bukan bicara masalah angka atau persen. Tapi dipastikan bayi, seluruh balita mendapatkan vaksin pertama.” lanjutnya. (Aji)