Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat meresmikan program pengembangan sekolah Terima Sedekah Minyak Jelantah (Tersenyum) di wilayah Jakbar yang berlangsung di SDN 06 Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (13/6). Kegiatan yang berlangsung secara hybrid tersebut diisi dengan penandatanganan komitmen, penuangan minyak jelantah ke dalam tong sedekah, serta pemberian santunan kepada anak yatim.
Sekretaris Kota Jakarta Barat, Indra Patrianto mengatakan, minyak jelantah merupakan limbah organik yang sering dibuang sembarangan ke saluran air. Akibatnya, saluran air tercemar dan mampet. Penggunaan minyak jelantah secara berulang juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Pemkot Jakarta Barat telah membuat program sedekah Keluarga Tersenyum pada tahun 2021. Program ini berkolaborasi dengan TP PKK Jakarta Barat dan Rumah Sosial Kutub.
Program sedekah keluarga Tersenyum tersebut menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan keluarga sehat, bersih dan berkah dengan tidak lagi menggunakan minyak goreng berulang kali dan tidak membuang minyak jelantah (Mijel) sembarangan.
"Saat ini, SDN 06 Sukabumi Selatan, menjadi project desk learning siswa dalam menumbuhkan jiwa kepedulian terhadap lingkungan. Saya berharap program sekolah Tersenyum ini dapat diikuti seluruh sekolah di Jakarta Barat," tuturnya.
Pemkot Jakbar memberikan apresiasi kepada Rumah Sosial Kutub yang telah menginisiasi program pengembangan sekolah Tersenyum di Jakarta Barat.
"Sejak tahun 2021-2023, sebanyak 46 sekolah terlintasi. 36 sekolah diantaranya telah mengimplementasikan program ini dengan mengumpulkan sebanyak 7398 liter mijel," jelasnya.
Sementara itu, Kepala SDN 06 Sukabumi Selatan, Sunarsih mengatakan, pihaknya telah meluncurkan program pengembangan sekolah Tersenyum sejak 6 bulan lalu, tepatnya 9 Desember 2022.
Ia menilai program ini sangat bermanfaat. Selain memberikan edukasi kepada siswa, juga menumbuhkan rasa sosial untuk saling berbagi.
"Ini bisa menumbuhkan rasa sosial untuk berbagi dengan anak-anak yang memang mempunyai keistimewaan karena ditinggal orangtua. dari hasil pengumpulan mijel, pihak sekolah mendapatkan reward, yang digunakan untuk berbagi kepada anak yatim. Pada hari raya Idul Fitri, kami sudah berbagi pada 30 siswa siswi," jelasnya.
(why)