Pemerintah Kota Administrasi (Pemkot) Jakarta Barat melakukan monitoring urban farming atau pertanian perkotaan di wilayah Kecamatan Kalideres dan Kembangan, Rabu (5/6).
Monitoring dipimpin Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Barat, Indra Patrianto. Bersama unsur-unsur terkait, antara lain Sudis KPKP, Bagian Perekonomian dan aparat wilayah setempat, Sekko mengawali peninjauan ke Urban Farming Raja Unggul, di kawasan Perumahan Citra 3, Jalan Palem Raja Timur, Blok D 11, RT 15/13 Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres.
Berada tepat di belakang kantor Lurah Pegadungan dan di lahan milik Pemprov DKI Jakarta seluas sekitar 1 hektare tersebut ditanami pohon cabai dan beberapa tanaman lainnya. Dari pegadungan, Sekko dan jajaran melanjutkan monitoring ke urban farming di kawasan Komplek Damkar Kelurahan Joglo. Di lahan aset Pemrov DKI seluas sekitar 1,2 hektare tersebut terdapat pertanian bawang merah, jagung, cabai, sawi dan lainnya.
Sekko Jakbar, Indra Patrianto mengatakan, monitoring dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan berbagai hal terkait urban farming yang nantinya untuk evaluasi agar semakin baik dan sesuai harapan.
“Hari ini kita memonitoring dua lokasi urban farming yang ada di Jakarta Barat. Karena banyak hal yang harus kita ketahui, antara lain apakan hasil tanaman itu baik, panennya bagaimana, kemudian kalau ada penyakit segera kita tangani,” jelas Indra.
Menurutnya, ada hal-hal yang jadi perhatian. “Jadi, memang ada beberapa hal yang perlu kita sikapi juga, apakah lahannya ini cocok untuk tanaman A atau B. Itu semuanya kita monitoring, sehingga nanti kita lakukan evaluasi apa saja yang harus kita tanam dan apa yang perlu pembenahan lebih lanjut,” ujarnya.
Indra mengungkapkan hasil monitoring di dua urban farming tersebut. “Ada perbedaan antara yang di Pegadungan dan Joglo. Di pegadungan yang baik adalah cabai-nya, di sini yang terbaik adalah bawangnya. Jadi, mungkin kita harus melihat ke depannya, misalnya prospek di Pegadungan adalah cabai, itu akan kita lebih banyak cabai-nya atau lebih banyak kangkungnya atau sawinya dan seterusnya. Jadi kita harus melihat kondisi di lapangan,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, urban farming Joglo cocok untuk tanaman bawang merah.
“Bawang merahnya siap panen. Kemudian jagung di sini luar biasa, sekarang kurang dari satu bulan sudah tumbuh baik, nanti akan ditingkatkan. Kalau lahan yang dipakai sampai saat ini sekitar 5.000, terbagi dua dengan cabai, kalau panennya pertengahan bulan ini kita akan panen. Banyaknya sekitar 100 kilogram bawang merah,” sebut Indra.
Indra menambahkan, urban farming Joglo ke depannya diupayakan semakin luas pemanfaatannya.
“Karena ini tujuannya bukan hanya urban farming. Kalau yang di Joglo, lebih jauh lagi menjadi mini food estate. Ini kita lagi tuju, tapi sementara ini kita lagi urban farming. Sambil berjalan ini menjadi lumbung pangan buat masyarakat, nanti ada perikanan, peternakan dan seterusnya,” pungkasnya. (Aji)