Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat (Adkesra) Jakarta Barat, Amin Haji mendukung kegiatan permainan rakyat dan olahraga tradisional dalam upaya pelestarian budaya.
"Kami meminta olahraga tradisional ini untuk dilestarikan serta perlu adanya dukungan dari instansi lainnya dalam mendukung kegiatan ini," tuturnya saat menerima audensi Komite Permainan Rakyat & Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) wilayah Jakarta Barat di kantor Walikota Jakarta Barat, Senin (8/3) pagi.
Menurut Adkesra, generasi saat ini tak banyak mengenal jenis permainan rakyat dan olahraga tradisional. Sehingga perlu adanya kolaborasi semua pihak untuk bisa mengembalikan budaya tersebut agar dilestarikan.
Terkait rencana pengukuhan pengurus KPOTI Jakbar, Amin Haji menyerahkan semua itu kepada pengurus KPOTI tingkat DKI Jakarta. "Kapan pelantikan pengurus. Lebih cepat lebih baik. Karena pelantikan pengurus sepenuhnya menjadi kewenangan organisasi itu sendiri, kalau pengukuhan di Jakarta Barat berarti yang melantik pengurus adalah KOPTI DKI Jakarta" tambahnya.
Sementara itu Ketua KPOTI Jakbar, Saman Hudi merasa prihatin dengan generasi muda saat ini yang lebih mengenal game pada dunia gadget daripada permainan rakyat dan olahraga tradisional, seperti enggrang, gobak sodor, ular naga, balap karung dan sebagainya.
Bermain game dapat menimbulkan sejumlah efek negatif terhadap sejumlah hal seperti kesehatan hingga kemampuan untuk bersosialisasi.
Atas dasar itu, KPOTI Jakarta Barat ingin mengembalikan permainan rakyat dan olahraga tradisional dalam rangka pelestarian sekaligus mengenalkan budaya di tingkat internasional.
Kegiatan ini juga dapat memicu kreativitas, menyehatkan tubuh dan meningkatkan kesejahteraan. "Kami bekerjasama dengan sudin pendidikan agar permainan rakyat dan olahraga tradisional masuk kurikulum pendidikan tingkat SD hingga SMA," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Saman Hudi memohon kepada Pemkot Jakarta Barat untuk mendukung sekaligus mengukuhkan pengurus KOPTI Jakarta Barat. Sehingga kegiatan permainan rakyat dan olahraga tradisional kembali aktif bukan karena hadirnya KPOTI, melainkan munculnya kepedulian dari masyarakat untuk melestarikannya. (Why)
