Penjualan sembako murah yang sedang gencar digelar di wilayah Jakarta Barat hendaknya disikapi dengan bijak, Pemkot Jakbar mengimbau warga tidak menimbun sembako murah.
Kegiatan tersebut antara lain dimaksudkan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pangan murah di saat harga kebutuhan pokok di pasaran cenderung kian naik. Dalam pelaksanaannya, masyarakat diharapkan tidak membeli secara berlebihan.
Kepala Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Sudis PPKUKM) Jakarta Barat, Iqbal Idham Ramid, meminta masyarakat membeli sembako murah sesuai kebutuhan, bukan untuk stok apalagi menimbun.
Menurutnya, penimbunan dapat menyebabkan keberadaan bahan pangan semakin langka.
"Pemerintah Provinsi menjamin ketersediaan beras untuk kebutuhan kita sampai dengan nanti bulan Ramadhan. Jadi, kalau misalnya kita banyak yang nimbun artinya nanti beras makin langka," ujar Iqbal saat dihubungi, Rabu (28/2).
Pihaknya telah melakukan pembatasan kuota pembelian untuk masing-masing orang.
"Artinya beli sesuai dengan kebutuhan. Makanya kita batasi satu orang, pembeliannya satu karung atau lima kilogram," sebut Iqbal.
Lebih lanjut dijelaskan, pembatasan kuota pembelian sembako murah perorangan untuk mencegah adanya kecenderungan fomo atau ketakutan akan kelangkaan pangan dalam masyarakat.
"Jadi, terkait dengan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ini sebenarnya siapa pun boleh beli. Jadi silahkan dimanfaatkan. Namun, warga diharapkan tidak fomo, artinya takut beras nggak ada, jadi akhirnya menimbun," tukasnya.
Di Jakarta Barat, kegiatan sembako murah digelar di delapan kecamatan dari 26 Februari sampai 7 Maret 2024. Pada 26 dan 27 Februari digelar di Kecamatan Kembangan dan Cengkareng.
"Hari pertama (26/2), itu terjual tiga ton beras SPHP di dua kecamatan, bulog premium 500 kilogram, gula 48 kilogram, minyak goreng 900 militer, 120 bungkus. Semuanya habis terjual, kecuali gula sisa 18 kilogram di Cengkareng," ungkap Iqbal.
Sementara pada hari kedua, sambungnya, bahan pangan ditambah sesuai kehadiran masyarakat.
"Terjual habis 4,5 ton beras SPHP di dua kecamatan, bulog premium 500 kilogram, gula 48 kilogram (bungkus), minyak goreng 900 militer itu 120 bungkus," sebutnya.
Iqbal menambahkan kegiatan sembako murah merupakan program Pemprov DKI, Kementerian Perdagangan, Dinas PPKUKM DKI, bersama unsur Bulog, utamanya untuk menyalurkan beras bulog murah SPHP.
"Jadi kalau kemarin kan isu yang berkembang itu adalah kelangkaan beras sehingga harga beras meningkat. Nah dalam langkah menstabilkan itu ya kita turunkan beras murah untuk membantu masyarakat menghadapi kelangkaan dan untuk menstabilisasi harga yang ada di pasaran," kata Iqbal.(Aji)