Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat telah melakukan upaya untuk menanggulangi penyakit cacar monyet atau monkeypox dengan melakukan sosialisasi pencegahan.
"Cacar monyet sudah ditangani Sudis Kesehatan Jakarta Barat serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah melakukan tindaklanjut dan sosialisasi pencegahan penularannya," tutur Uus usai mengikuti pengungkapan kasus narkoba di halaman Polres Jakarta Barat, Jumat (3/11).
Dikatakannya, melalui upaya yang dilakukan jajaran Sudis Kesehatan Jakbar dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, diharapkan bisa tuntas.
"Sehingga tidak terjadi penyebar luasan ke tempat lainnya," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia meminta kepada warga untuk mengikuti sosialisasi dan imbauan dari Pemkot Jakarta Barat, dalam hal ini Sudis Kesehatan Jakarta Barat. Warga selalu waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
"(Penanganan-red) langsung dilakukan jajaran Dinas Kesehatan, sudah ditangani langsung, kemarin juga ibu Kadis juga sudah menyampaikan di media televisi dan sekarang sedang dilakukan tindak lanjut," ujar Uus.
Uus menambahkan, dirinya tidak mengetahui wilayah mana yang ditemukan kasus cacar monyet. Meski begitu, warga yang terpapar penyakit ini akan dievakuasi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Yang jelas dari Sudis Kesehatan sudah pegang datanya dan ini perlu nanti yang dilakukan tracking (pelacakan) ke lokasi sekitar takut menular. Sehingga yang terpapar harus segera dievakuasi dan tindak lanjut," pungkasnya.
Untuk diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat mengkonfirmasi ada delapan kasus cacar monyet di wilayah Jakarta Barat. Kasusnya berada di enam wilayah kecamatan, Jumat (3/11).
Jumlah tersebut diketahui bertambah dua kali lebih banyak dari sebelumnya hanya ada empat kasus pada Selasa (31/10).
"Udah ada di enam kecamatan, cuma satu atau dua gitu sih. Yang paling banyak kayak Cengkareng dua gitu, kayak Grogol Petamburan satu orang," tutur Kepala Sudis Kesehatan Jakbar, Erizon Safari.
Menurutnya, dari delapan kasus yang ada di Jakarta Barat, ada satu warga yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Sementara tujuh kasus sisanya tidak.
"Cuman apakah ada kaitan luar negerinya dengan ini, enggak, karena cuma satu dari delapan ya," jelasnya. (why)